Daddy Ryeowook (Last Sequel of Love Is) Part 1

tumblr_msejyry1aI1qdxw1co5_500

Title                 : Daddy Ryeowook (Last sequel of Love is Series) Part 1

Genre              : Romance (sejujurnya lebih kepada gak jelas haha)

Length         : Two shoot

Rated          : 15

Cast                 :

  • Kim Ryeowook a.k.a Ryeowook
  • Lee Haerin
  • Kim Yeorie
  • Other Cast

Author            : @Rinriza

Annyeong…!!!!! akhirnya sequel terakhir dari love is series selesai…^^ setelah tertunda berabad-abad karena berbagai hal yang gak mungkin disebutkan satu per satu, dan kebuntuan otak author yang lama sekali baru bisa pulih, akhirnya baru sekarang ff ini bisa selesai, jadi kalau masih ada nama-nama yang sedang wamil harap maklum ya.. kkk.. Sesuai permintaan reader, ini author buatin sequel terakhir di mana Ryeowook dan Haerin punya anak. Buat yang belum membaca cerita sebelumnya, silakan membaca ceritanya dari awal, mulai dari Love is, 4 failed ways, dan difficult pregnancy yang bisa dicari dari kolom search blog ini. Penasaran bagaimana mereka punya anak? Happy read.. semoga suka ya… ^^

Just You, me and our pretty baby…

“AAAAAAAAAAAARRRGHH!!!!!!!!! RYEOWOOK GA!! KAU HARUS MATIIII!!!!!!!!!!!” teriak seorang yeoja lalu memukul-mukul boneka teddy bear besar dengan penuh nafsu. Memukul sambil membayangkan wajah seorang namja pada boneka itu.

“Aigoo.. dia mengamuk lagi, sebaiknya aku tunda kepulanganku.” Ryeowook mengendap-endap kembali ke pintu lalu segera kabur dari apartemennya.

“Annyeong…” sapanya saat bertemu hyung-hyungnya di ruang tv dorm.

“Ya! ya! kenapa kau ke sini? Bukannya kau bilang tadi mau pulang? Wae? Dia mengamuk lagi?”tanya Donghae sambil memakan cemilannya.

“Ne.. pasti dia melihat twitterku, tadi aku meng-upload fotoku dengan yeoja yang jadi bintang tamu di sukira lalu kemarin aku meng-upload fotoku dengan Luna.” Ucap Ryeowook lesu lalu mengambil posisi duduk di samping Kyuhyun.

“Neo baboya! Sudah tahu punya istri galak dan sedang sensitive, masih berani cari masalah.” Sambung Kyuhyun.

“Ne, kau tahu, dongsaeng angkatku itu pemain karate, kau bisa hancur dibuatnya.” Lanjut Hyuk.

“Ani ani, dia tidak akan mungkin menyerangku dengan kondisi perut yang membuncit seperti itu. aish… sampai kapan dia akan jadi yeoja pencemburu seperti itu?” ucap Wook gusar sambil mengacak rambutnya.

“kau yang harusnya jangan genit, suka sekali mengupload fotomu dengan yeoja. Sadar, kau bukan lagi namja single, sudah mau jadi seorang appa.” Kyuhyun sok menasehati.

“Mwo? aku genit?” tanya Ryeowook dengan nada tidak terima.

“Nee…..” koor semua member yang sedang duduk di ruang tv itu. Ryeowook menatap mereka sinis merasa tidak terima. Ponsel Ryeowook berdering dan terlihat pada layar ponselnya foto Haerin yang sedang mencium pipinya.

“Yo..yoboseyo chagiya..”

“Yeobo….. kenapa belum pulang? Sudah tengah malam kau masih belum pulang. Tidak kasihan padaku?” Kata yeoja itu manja.

“Ya!! Haerin ah! Suamimu kabur ke dorm, takut kau pukuli!!” Teriak Kyuhyun.

“Aish… diam kau.” Ucap Wook pelan.

“Ne chagi, aku pulang sekarang. Tadi aku ada keperluan sebentar di dorm, sekarang aku pulang, ne?” ucacp Ryeowook lembut.

“geotjimal!! Dia sedang kabur!!” teriak Hyuk ikut memanasi.

“Aish… diam lah hyung, kau berisik.” Donghae menimpali karena merasa terganggu.

“Mm.. palli.” Haerin langsung memutuskan sambungan 2 arah tersebut.

“Aku pulang dulu yeorobun…” kata Ryeowook sambil beranjak dari sofa.

“Tidak ada yang menyuruhmu ke sini memang.” Kata Kyuhyun asal yang sukses membuat Ryeowook menatapnya dengan tatapan ingin membunuh, disambut dengan tertawaan dari para hyungnya. Ryeowook berjalan menuju apartemen, ketika memasuki apartemennya dilihatnya Haerin sudah berdiri di depan pintu dengan bibir yang pucat dan mata yang sayu.

“Chagi, kau sakit?” tanya Ryeowook panik lalu langsung memeluk Haerin. Mata Haerin agak berair karena suhu tubuhnya.

“Aigoo…. Demam. Kenapa tidak bilang padaku kalau kau sakit?” Ryeowook lalu menggendong tubuh lemas Haerin menuju kamar mereka dan membaringkannya.

“Kau sibuk selingkuh, bagaimana aku mau bilang.” Ucap Haerin lemas. Ryeowook membulatkan matanya mendengar kata-kata istrinya.

“Sudah jangan bicara lagi. Sudah makan malam?” tanya Ryeowook sambil merapikan bantal sandaran Haerin dan dijawab dengan gelengan.

“Tidak ada makanan, tidak ada yang masak, aku terlalu lemas untuk masak, lagi pula kan kau melarangku makan ramen.” Jawab Haerin lemas. Ryeowook merasa bersalah mendengar jawaban Haerin, dia lupa menyediakan makan malam istrinya, walau tidak sempat masak, biasanya dia akan memesankan makanan untuk Haerin sesuai menu yang dibutuhkan Haerin. Dia tidak pernah mengizinkan Haerin memesan makanannya sendiri, karena Haerin selalu saja membandel dan memesan junk food yang tidak sehat. Tapi malam ini dia lupa dan benar-benar merasa bersalah.

“mianhae chagiya. Kalau begitu aku ganti baju dulu ya, setelah itu aku masak untukmu.” Ucapnya tersenyum lalu mengecup kening Haerin lembut.

******************

“Chagiya… makanan sudah siaaaaap….” Ryeowook masuk membawa nampan berisi semangkuk bubur dan susu formula untuk wanita hamil. Haerin membuka matanya karena mendengar suara Ryeowook, terlihat olehnya Ryeowook meletakkan nampan dia atas meja di samping tempat tidur.

“kajja duduk dulu chagiya.” Ryeowook membantu Haerin bangkit dan menyandarkan tubuh hangat Haerin di headboard, lalu menyematkan thermometer badan di antara bibir haerin. Setelah beberapa saat, dia kembali mengambil thermometer tersebut dan melihat hasilnya.

“Aigoo.. 39 derajat. Makan ya, setelah ini minum obat.” Katanya dan dijawab Haerin dengan anggukan. Ryeowook memperhatikan wajah Haerin yang sedang mengunyah bubur yang dia suapkan, sesekali mengelus rambut Haerin lalu memberikan minum setelah Haerin memutuskan tidak mau makan lagi.

“kajja minum obat dulu.” Ryeowook memberikan obat pada Haerin dan memperhatikan Haerin menelan obatnya lalu kembali membaringkan tubuh Haerin.

“Istirahat ya, biar cepat sembuh.” Ucapnya lembut sambil mengelus pipi Haerin sayang.

“Nugunda? Yeoja di twitter itu? kenapa upload foto dengan Luna?” tanya haerin lemas sambil menatap dalam mata suaminya dengan matanya yang sayu.

“Sekarang waktunya istirahat, bukan membahas itu.sekarang tidur ya.” Ryeowook mengecup kening hangat haerin.

“Nugu? Dan wae?” tanya Haerin dengan suara agak bergetar. Ryeowook menghela nafas.

“Baiklah, aku minta maaf. Dia bintang tamu di sukira tadi, hanya sekedaar berfoto, tidak lebih. Aku dan dia berteman. Kalau soal Luna, mian, aku lupa kau tidak suka padanya.”

“o… bintang tamu. Pantas saja lupa kalau aku belum makan malam, yeoja secantik itu, terang saja membuatmu lupa.” Haerin menutup matanya berusaha tidur.

“Chagiya.. jangan cemburu, jebal.. aku benar-benar minta maaf, jeongmal mianhae. Kau tahu kan tidak ada yeoja lain yang bisa menggantikanmu? Tidak ada yeoja lain lagi yang bisa membuatku sangat khawatir selain kau? Ayolah sayang.. jangan marah, jebal..” Ryeowook menggenggam tangan Haerin.

“palli tidur. Jangan menjagaku malam ini, aku hanya demam.” Jawab haerin dengan mata yang masih terpejam. Ryeowook tahu Haerin masih marah.

“Mana mungkin aku bisa tidur kalau jagoanku sedang sakit. aku akan merawatmu sampai sembuh.” Haerin membuka matanya dan menatap Ryeowook dengan tatapan sayunya lalu mengambil lengan wook dan memeluknya kemudian memejamkan matanya lagi. Ryeowook tersenyum melihat tingkah Haerin dan membiarkan Haerin memeluk tangannya sampai Haerin benar-benar terlelap.

************

Haerin terbangun dan melihat Ryeowook terlelap sambil memeluknya. Haerin tersenyum lalu menepuk-nepuk pipi Ryeowook.

“yeobo Wook.. ireona..”

“mm…” Ryeowook masih belum membuka matanya.

“Jangan berharap aku menyebutkan password. Palli ireona.. perutku sempit kau peluk begini, anakmu menendang-nendang. Palli..” Ucap Haerin dengan suara agak serak. Ryeowook membuka matanya dan langsung duduk.

“jinja?? Dia menendang??” tanya Wook semangat lalu langsung menempelkan telinganya di perut Haerin.

“Waaaaaah… dia bergerak.. annyeong jagoan appa… selamat pagi…” Katanya lagi lalu mencium perut Haerin. Haerin tersenyum lemas dengan kepala yang masih pusing. Ryeowook meletakkan punggung tangannya di kening Haerin.

“Sudah turun, syukurlah. Kepalamu masih sakit?”

“mm…”

“Kalau begitu nanti sore saja kita ke dokter kandungan ya, tunggu kau lebih baik.”

“mm..” jawab Haerin. Ponsel Ryeowook berdering..

“Yoboseyo Hyung… mwo? mian hyung, aku tidak bisa, aku mohon digantikan. Jebal kali ini saja, Haerin sakit. aigoo.. pecat saja aku kalau begitu. Ha? Eh, tadi aku bilang pecat ya? jangan hyung… ne, ne, mianhae.. jebal Hyung, baru kali ini aku menjaganya saat sakit, waktu dia sakit waktu itu aku pergi ke jepang, jadi izinkan kali ini saja. Ne hyung… hehe… jeongmal gomawo hyung.. ne…” pembicaraan diputus.

“Nugu?”

“Manager. Gwencana, aku sudah digantikan. Aku siapkan sarapanmu dulu ya..” Kata Ryeowook tersenyum lalu mencium pipi Haerin.

“Wook ah!!” panggil Haerin sebelum Ryeowook memegang knop pintu.

“Ne?”

“Berhenti sok romantic, kepalaku semakin pusing.”

“Hahahahahaha… aniyooooooooooo…” Ryeowook sedikit menjulurkan lidahnya lalu segera kabur dari kamar.

 

***************

“Anak kalian sehat. Lihat, ini tangannya.. nah.. ini lagi, kakinya.. semua anggota tubuhnya lengkap.” Jelas dokter Lee sambil menggerakkan alat USG di atas perut Haerin.

“Kau dengar chagi? Anak kita sehat J mm… apa jenis kelaminnya dok?”  Tanya Ryeowook.

“Ah.. ne, kita lihat ya… mm.. kemungkinan besar yeoja.” Jawab dokter Lee sambil tersenyum diikuti senyuman Haerin yang senang mendengarnya.

“Pasti akan cantik sepertimu Chagiya..” Ucap Ryeowook.

“Kau bilang aku tidak cantik dulu waktu kita baru menikah.” Ledek Haerin.

“ya!.. ayolah, jangan mulai.” Ryeowook membantu Haerin turun dari tempat tidur dan kembali duduk di kursi di depan meja dokter.

“Jadi Dok, apa yang harus kami lakukan selanjutnya untuk menjaga anak kami?” tanya Ryeowook lagi.

“tetap jaga pola makan Haerin dan rajin minum susu agar berat badan bayinya cukup. Nanti kalau sudah memasuki Sembilan bulan, kalian harus kembali ke sini untuk USG lagi supaya kita bisa tahu kondisi bayinya dan supaya bisa dipastikan posisi bayi memungkinkan untuk melahirkan normal atau tidak.”

“Ne dok, kalau begitu kami permisi dulu. Jeongmal gomawo. Annyeong..”

********************

 

 

Haerin POV

Aku memandangi pantulan tubuhku di cermin. Perutku sangat besar, buncit. Hah… tidak terasa sudah masuk usia 8 bulan. Aku mengelus lembut perutku sambil melihat tubuhku di cermin. Aku melihat ke arah jam dinding, sudah pukul 11.30 malam tapi suamiku yang tampan itu belum juga pulang. Selalu begini kalau sudah siaran. Aku putuskan untuk berbaring di kamar hingga akhirnya aku tertidur.

Entah berapa lama sudah aku tertidur hingga aku merasakan seseorang berbicara di sampingku sambil memelukku. Tunggu… kata-katanya seperti tidak enak didengar.

“Hyemi ssi.. bogoshippo.. gajima..jebal gajima..” aku langsung membuka mataku dan melihat ke arah sumber suara. Tunggu.. apa ini? Dia semakin erat memelukku?

“Hyemi ssi.. jangan meninggalkan aku, aku akan tetap mencintaimu walau jadi artis nanti. Jebal… izinkan aku meraih impianku, jangan tinggalkan aku. Saranghae..” DEG! Jantungku serasa dipukul. Siapa Hyemi? Dia menyembunyikan sesuatu dariku? Aku berusaha menahan air mataku, bisa-bisanya dia memimpikan yeoja lain saat sedang bersamaku dan saat aku sedang mengandung anaknya. Neo jinja Ryeowook ssi, kau benar-benar ingin mati!! Aku menghempaskan tangannya yang melingkar di tubuhku dengan kasar.

“IREONA!! PERGI KAU SANA!! AKU TIDAK INGIN MELIHATMU!!!” teriakku tiba-tiba yang sukses membuat dia terkejut dan tersentak bangun.

“Waeyo Chagi? Kenapa teriak malam-malam begini?” dia berusaha menarikku ke dalam pelukannya tapi langsung ku tepis tangannya.

“SANA!! TIDUR DENGAN HYEMI!!! JANGAN SENTUH AKU. DASAR PENIPU!!!!!!!!!!!!!!” teriakku tepat di mukanya yang membuat dia membulatkan matanya.

“Hye..Hyemi?” tanyanya gugup.

“NE! HYEMI! WAE? KAU KAGET AKU MENGETAHUINYA?!! KAU BILANG HANYA ADA AKU, TAPI KAU BOHONG!! KAU PENIPU!!!” mataku terasa panas, sepertinya ada yang mendesak keluar. Oh,,,jinja Kim Haerin.. jangan menangis. Hatiku sakit mendengar dia menyebut nama yeoja lain di dalam tidurnya terlebih dia mengatakan bahwa dia mencintai yeoja itu.

“Chagiya Mianhae.. aigoo..jangan marah-marah. Kasihan anak kita. aku benar-benar tidak sadar, sungguh.. mianhae..”

“Neo nappeun. Kalau bisa memimpikannya artinya kau masih memikirkannya, masih ada yeoja lain di pikiran dan hatimu. Kau…asal kau tahu, tidak pernah ada satu pun namja yang aku cintai, kau adalah cinta pertamaku, sedetik pun aku tidak pernah mengisi hatiku dengan namja lain, tapi kenapa balasanmu seperti ini? Kalau masih mencintainya harusnya kau kejar dia, bukan malah menyetujui pernikahan kita.” aku menutup wajahku dengan kedua tangan. sambil menangis terisak. Sedetik kemudian aku rasakan dia menarikku ke dalam pelukannya.

“Sayang..sumpah demi tuhan, aku tidak pernah mencintai yeoja lain lagi selain kau. Mimpiku itu di luar kuasaku. Sumpah aku tidak lagi mencintainya, bahkan sudah sangat lama kami tidak lagi saling berhubungan. Dia yeojachinguku saat SMA. Kini hanya ada kau. Sungguh.” Ucapnya seperti menyesal sambil mengelus rambutku lembut. Aku melepaskan pelukannya dan menatapnya dengan tatapan andalanku saat marah, tatapan killer eye kim Haerin. Aku raih bantal lalu melemparkannya ke lantai.

#Ryeowook POV#

Haerin menatapku galak, tatapan hantunya keluar lagi setelah sekian lama tidak terlihat. Aku benar-benar takut melihatnya. Diraihnya bantal kemudian melemparkannya ke lantai. Oh God…. Aku mohon jangan hukuman itu lagi. Bingo! Dan benar saja, dia berbaring di lantai dengan posisi memunggungiku . Anak ini benar-benar tahu cara membuatku tersiksa. Aku turun menghampirinya lalu membaringkan kepalaku di bantalnya dan memeluknya.

“Jangan sentuh aku Kim Ryeowook!” celaka, panggilan formal. Dia benar-benar marah. Ini salahmu Song Hyemi.. kenapa muncul di mimpiku, eoh?

“tidak akan ku lepas sampai kau pindah ke atas.” Ucapku sambil tersenyum.

“Lepaskan aku atau aku tidak akan memakan sarapanku besok pagi.” Ancamnya dengan nada suara sedingin es. Aish… anak ini benar-benar. Bisa-bisanya aku mencintai anak kecil seperti dia.

“Ne ne.. kau ini, kau mau anak kita kelaparan, eoh? Dia juga bisa kedinginan kalau eommanya tidur di lantai, kau  tidak peduli,eoh? Kenapa suka sekali membantah?” tanyaku lalu melepaskan pelukanku. Aku tidak akan kalah kali ini, dia marah, aku juga bisa marah. Bagaimana pun aku sudah menjelaskan, dan dia harus percaya kalau aku hanya mencintainya.

“Ya! kenapa jadi kau yang marah padaku? ini anakku, ada di perutku, aku yang paling tahu bagaimana dia di dalam. Kau urusi saja selingkuhan eh ani, kekasihmu si Hyemi itu. tidur lagi sana, jadi kalian bisa bertemu lagi di dalam mimpi. Ga! Tidur sana!”

“Aish….. sudah ku bilang kami tidak ada hubungan apa-apa lagi sejak bertahun-tahun yang lalu dan aku hanya mencintamu. Terserahmu saja. Menyebalkan. Dasar keras kepala.” Ucapku dengan nada kesal lalu naik ke tempat tidur. Aku tesenyum sambil memeluk guling dan tidur menghadapnya yang masih memunggungiku. Dia pasti berpikir aku marah padanya dan akan luluh sebentar lagi. Dia kan paling takut aku marahi,kkk… ^^

“Ya! Kim Ryeowook. Tidak usah sok memarahiku. Aku mengantuk! Mau tidur! Tahu!!” dia membentakku. Hahahaha.. Haerin, aku tahu matamu sudah berkaca-kaca sekarang, jangan membohongi suamimu, aku tidak mengenalmu baru satu hari. Dasar anak kecil.

“ya sudah tidur. Memangnya aku melarangmu tidur, eoh? Jangan bersuara lagi, aku sudah tidur. Sssstt…” ucapku sambil menahan tawa. Dia tidak bergeming. Aku terus memandangi tubuhnya yang memunggungiku, aku harus menunggunya sampai dia tertidur agar bisa mengaktifkan penghangat ruangan dan menyelimutinya. Dia tentu tidak akan tahu karena dia seperti orang mati kalau tidur. Setelah memastikan dia sudah benar-benar terlelap, aku luruskan tubuhnya lalu menyelimutinya dan mencium pipinya sekilas lalu mengaktifkan penghangat ruangan. Aku tidak memindahkannya karena takut dia tidak memakan sarapannya besok pagi, karena dia memang tidak pernah main-main dengan ancamannya.

 

Haerin POV

Aku membuka mataku dan menemukan selembar selimut menutupi tubuhku dan ternyata aku tetap berada di lantai.

“Sudah jam berapa ini?” aku duduk dan melihat ke arah jam dinding berwarna putih yang bersandar di dinding kamarku. Ternyata sudah jam setengah tujuh pagi. Aku tidak menemukan namja jelek itu di tempat tidur, ternyata dia sudah bangun. Aish… ck, kenapa dia harus marah sih? Sebenarnya aku salah atau tidak sih marah karena dia bermimpi tentang Hyemi? Apa ucapannya yang mengatakan hanya mencintaiku itu bisa aku percaya? Tapi kenapa dia harus marah padaku? merepotkan sekali. Kalau begini, bagaimana mau berdekatan dengannya? Anakku sangat manja dan membuatku ingin selalu dekat dengannya. Tapi kalau kami saling marah begini, bagaimana bisa berdekatan? Aku meraih ponselku dan menelepon donghae. Aku harus menanyakannya pada Hae.

“Yooboseyo… aish… kenapa meneleponku pagi-pagi dongsaeng?” tanya Hae dengan suara yang malas.

“Oppa… ini penting. Jebal. Jawab dengan jujur, apa Ryeowook masih berhubungan dengan yeoja yang bernama Hyemi?” tanyaku serius.

“Dari mana kau tahu tentang yeoja itu? sudah lah jangan dipikirkan. Itu hanya mantan kekasihnya, tidak lebih. Sudah 7 tahun mereka tidak saling berhubungan.”

“Jinja? Tapi tadi malam dia bermimpi tentang yeoja itu dan mengigau memanggil-manggil namanya. Aku kan… aku…”

“wae? Kau cemburu? Hahahahahahahaha…… ternyata begini dongsaengku kalau sudah mencintai seseorang.”

“Diam. Jangan mengejekku. -_-”

“hahahaha ne ne. begini ya Haerin sayang.. dia memang sayang pada yeoja yang bernama Hyemi itu. tapi hanya menganggapnya sebagai teman sekarang walaupun mereka sudah sama sekali tidak bertemu lagi. Kau tahu, suamimu yang menyebalkan itu mulutnya selalu berisik menceritakan tentangmu setiap kami pergi ke luar negeri, bahkan dia sering memelukku karena merindukanmu. Percayalah, di pikiran dan hatinya sekarang hanya ada kau, dia sangat mencintaimu. Ryeowook itu kalau sudah mencintai sesuatu terlebih lagi seseorang, dia akan benar-benar menjaganya. Jangan khawatir, dia mencintaimu.”

“Kau sok tahu. Tapi apa kau tidak berbohong?”

“Aniyaaaaa… sudahlah, aku ingin tidur lagi. Mengganggu saja.”

“Aish… ne ne. dasar ikan busuk. Gomawo ya.. saranghae..”

“Hm…nado..” pembicaraan kami terputus. Aku sedikit lega mendengar ucapan Hae. Tapi tetap saja aku kesal. Aish…. Bagaimana ini….

********

Ryeowook ingin masuk ke kamar melihat Haerin sudah bangun atau belum, dia membuka pintu perlahan,nnamu mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar. Dia mendengar Haerin sedang bicara dengan seseorang, sepertinya Donghae. ‘Dia menanyakan tentangku? Hahahahaha… Haerin… aku tahu kau tidak akan menang dariku kali ini.’ Gumamnya. Setelah Haerin selesai, Ryeowook memutuskan untuk masuk ke kamar. Dia tidak menatap Haerin ataupun bicara padanya. Haerin terlihat buru-buru menyimpan ponselnya di bawah bantal, membuat Ryeowook berusaha keras menahan tawanya. Ryeowook mengambil handuknya lalu berjalan ke kamar mandi. Sebelum memasuki kamar mandi Ryeowook mengatakan sesuatu  pada Haerin dengan suara datar.

“sarapanmu sudah siap.” Lalu masuk ke kamar mandi. Ryeowook langsung tertawa tanpa suara.

“Aish… tidak bisa aku bayangkan bagaimana wajahnya sekarang.” Ucapnya sambil tertawa.

Haerin merasakan sesuatu sedang memukul jantungnya saat ini. Nada bicara yang sudah berbulan-bulan tidak keluar dari mulut suaminya. Nada bicara itu terakhir keluar adalah saat Ryeowook marah padanya karena dia memukul orang di depan gedung sm saat Victoria dicopet. Sesungguhnya Haerin sedang menunggu Ryeowook mencium pipinya, hal yang selalu dia lakukan saat Haerin bangun tidur. Namun yang terjaidi dia  sama sekali tidak menatap Haerin dan malah pergi ke kamar mandi.

“Eomma… kenapa rasanya sakit sekali mendengar nada itu keluar dari mulutnya? Apa salah kalau aku cemburu?” gumam Haerin dalam hati. Haerin tidak bisa mencegah sebutir kristal bening meluncur bebas di pipinya. Dia merutuki dirinya sendiri yang menjadi cengeng sekali sejak hamii. Akhirnya dia memutuskan pergi ke ruang makan dan memakan sarapannya dengan air mata yang dia biarkan mengalir.

“Kalau aku tidak makan bisa-bisa dia marah lagi.” Katanya sambil menyuapkan makanan ke mulutnya dengan kesal.

Ryeowook POV

Seharian ini aku tidak bicara, bahkan aku tidak pamitan padanya saat akan berangkat kerja tadi. Dia sekarang sedang menyantap makan malamnya sendirian di meja makan. Apa aku keterlaluan mengerjainya? Hahahaha… aku rasa gwencana, agar dia tidak cemburuan lagi dan agar dia tidak bandel lagi dalam menjaga kandungannya. Aku sedang duduk di sofa ruang tv ketika aku mendengar dentingan suara piring. Aish… pasti dia mencuci piring lagi. Padahal aku sudah melarangnya berkali-kali selama dia hamil. Aku pergi ke dapur dan berdiri di belakangnya.

“Sudah berapa kali aku bilang, jangan mencucu piring. Tinggalkan piring itu.” namun dia tidak peduli dan tetap mencuci piring-piring itu.

“Kau tuli, eoh? Terserah kau saja kalau tidak mau menurut.” ucapku datar. Dia menunduk lalu mencuci tangannya dan meninggalkan dapur tanpa melihatku. Aku tersenyum puas, lalu melanjutkan pekerjaannya.

********************

Aku memainkan pianoku yang terletak di ruang kerjaku. Aku menyanyikan lagu baby baby yang dinyanyikan Sungmin hyung di super show 2. Haerin suka sekali lagu itu. aku tahu dia sedang mengintip di balik dinding, bersembunyi. Hahahaha.. babo. Aku menghentikan permainanku lalu berjalan ke arahnya. Dia Nampak terkejut saat aku menemukannya dan berdiri di depannya. Dia menundukkan kepalanya takut. Aku tersenyum lalu mengangkat dagunya lembut dan mencium bibirnya sekilas. Setelah aku lepaskan dia langsung memelukku erat dan terisak.

“jangan marah lagi.. hiks hiks.. mianhae.. hiks hiks..” aku tersenyum dan membalas pelukannya. I win Kim Haerin, hahahahahahaahahhaa….

“Wae? Kau takut ya aku marah?”

“kau jelek kalau marah. Hiks hiks.” Hahahahaha dasar bocah tengik.

“Ne ne, aku tidak akan marah lagi kalau kau mau berjanji padaku.”

“Janji apa? Hiks hiks.”

“Berjanjilah untuk percaya bahwa hati Kim Ryeowook hanya milik Kim Haerin, tidak ada yeoja lain lagi. Suamimu ini hanya mencintaimu. Kau harus percaya. Dan berjanjilah untuk tidak melakukan hal-hal yang aku larang selama kau hamil. Ara?” dia mengangguk di dadaku dan mengeratkan kembali pelukannya. Ah…. Haerin,, dasar anak kecil, dan ntah kenapa aku bisa jatuh cinta pada anak kecil semi namja sepertimu.

 

**********************

Ryeowook sedang memasukkan barang-barangnya ke koper namun Haerin mengeluarkannya lagi. Begitu terus hingga akhirnya Ryeowook melihat ke arahnya.

“Wae chagi? Kenapa dikeluarkan lagi? Kau mau mempacking barang-barangku?” tanya Ryeowook.

“Ani. Aku mau kau tidak pergi.” Jawab Haerin.

“tapi kan aku harus kerja chagiya.. tidak lama kok, hanya pergi untuk perform, setelah itu pulang.” Ryeowook menjelaskan dengan sabar.

“tapi kan aku sudah Sembilan bulan. Bagaimana kalau tiba-tiba aku melahirkan saat kau pergi? Bagaimana kalau aku tiba-tiba melahirkan di kampus saat sedang bimbingan skripsi? Bagaimana kalau waktu perutku sakit eomma tidak ada di rumah dan aku tidak sanggup teriak memanggil orang-orang lalu baby Kim keluar sendiri dari perutku? Bagaimana kalau Baby Kim ingin keluar saat aku sedang mandi? Bagaimana kalau Baby Kim tidak sabar menunggumu pulang lalu protes dan tidak mau keluar lagi selamanya?” tanya Haerin menuntut.

“hahahahaahha… aigoo…. Jangan berpikir aneh-aneh istriku sayang.. kan dokter bilang masih dua minggu lagi.” Jawab Ryeowook sambil tertawa lalu Haerin mem-poutkan mulutnya dan menatap lurus ke mata Ryeowook.

“tidak bisakah sekali ini saja jangan pergi? Kau selalu pergi. Setiap bulan pergi. Setiap bulan aku harus tidur sambil memeluk bonekamu. Jangan pergi…. Aku tidak mau melahirkan tanpamu. Jebal..” Ryeowook menghela nafas lalu menggenggam kedua tangan Haerin hangat.

“Mianhae, tapi ini sudah pekerjaanku. Andai saja aku bisa untuk tetap tinggal, aku pasti akan tingal di sini denganmu. Aku janji akan ada di sampingmu saat kau melahirkan. Percaya padaku, ne?”

“Yaksokhae?”

“Ne. yaksokhae.. sayang appa.. jangan keluar dulu ya kalau appa belum pulang. Anak appa jangan nakal dan jangan merepotkan eomma dan yang paling penting jangan keluar dulu sebelum appa pulang. Ara?” ucap Ryeowook sambil mengelus perut buncit Haerin dan menciumnya.

“Yasudah, sekarang bantu aku mengemasi barang-barangku ya.” ajak Ryeowook dan Haerin menurut.

 

#Author POV

“Hahahahahahahaha.. aigoo…”  Ryeowook tiba-tiba tertawa. Mereka saat ini sedang dalam perjalanan ke Jepang.

“Ya! ya! ya! Kenapa tiba-tiba tertawa? Neo micheyoso,eoh?” tanya eunhyuk protes.

“hahahahaha… aniyo.. aku teringat kata-kata Haerin. Dia bilang bagaimana kalau anak kami protes lalu tidak mau keluar? Bagaimana kalau dia melahirkan di kampus dan baby kim keluar sendiri? Hahahahaa… ada-ada saja dia itu.

“Aigoo…. Istrimu itu. ya! lihat ini, aku sudah menyiapkan nama untuk anak kalian nanti.” Eunhyuk menunjukkan ipadnya pada Ryeowook dan dilihat oleh Ryeowook.

“Kim Hyukmi? Kim Hyukji? Kim MinJae? Kim Eunjae? Ya! Kenapa semuanya ada unsur namamu? Aish.. nama apa ini? Kau pikir dia putrimu,eoh?”

“Ya! Wae?! Namaku kan bagus. Anakmu pasti akan cantik karena punya nama dari ahjusi tampan sepertiku. Dia akan terkenal dan selalu sehat.” Ucap Hyuk protes.

“Hahahhaahahhaa.. mana ada yang seperti itu. malah aku takut dia akan jadi mirip monyet kalau memakai namamu. Hahahaahhahaa..”

“Ya! kau mau mati,eoh?”

“Hahahahaha… mian mian Hyung. Bukan aku tidak mau menerima nama darimu, tapi aku takut orang-orang akan mengira dia itu anakmu, hahahahaha.. lagi pula Haerin sudah memiliki nama yang ingin dia berikan pada putri kecil kami. Namanya Kim Yeori. Dan aku sudah setuju.” Jelas Ryeowook.

“Aish….. baiklah. Ne ne, gwencana. Aku bisa terima. Aku berikan saja nama-nama ini pada putriku nanti.”

“Hm… itu lebih baik.

 

***************

Ryeowook POV

Masih ada sisa satu hari dari total 4 hari kami ada di sini dan sekarang ini kami sedang menikmati makan siang kami di resto hotel. Kenapa aku jadi sangat merindukan Haerin ya? sedang apa dia sekarang? Apa dia disiplin dengan pola makannya? Drrrt… ponselku bergetar di kantongku dan langsung aku jawab. Ternyata eomma mertua.

“Yoboseyo eomma..?”

“Yoboseyo Nak.. Haerin nak.. Haerin..”

“Haerin kenapa ma?”

“Haerin akan melahirkan, sekarang sedang di rumah sakit.”

“oh…. Ne. MWO? MELAHIRKAN??!!!!! AIGOO… ijen eottoke??” aku langsung panic.

“apa kau tidak bisa pulang nak? Haerin bilang dia tidak akan mau mengeluarkan bayinya kalau kau belum pulang, dia akan menahan bayi kalian agar tetap di dalam katanya. Aish anak itu. tapi ini masih bukaan 2. Kau bisa pulang nak?” aish Haerin.. yang benar saja.

“Ne eomma.. aku akan segera mencari penerbangan tercepat. Katakan padanya aku akan pulang siang ini juga. Tolong jaga dia ya ma.”

“Ne nak. Hati-hati. Annyeong….”

“Ne eomma.” Ucapku memutuskan pembicaraan. Hyungdeul dan kyuhyun melihat ke arahku, karena ternyata suaraku terlalu kuat saat terkejut tadi.

“Haerin melahirkan?” tanya Hae.

“Ne Hyung. Aku akan minta izin pulang sekarang juga. Tolong kalian berbaik hati mengurus koperku ya. aku akan menemui manajer.” Aku buru-buru bangkit dari tempat dudukku setelah menenggak segelas air mineral.

“Ne, hati-hati.”

 

**************

Aku buru-buru berlari ke ruangan bersalin ketika tiba di rumah sakit dan eomma memberitahuku kalau Haerin sudah dibawa ke ruang bersalin.

“Huaaa yeobo ya… apha.. jeongmal apha!!” Haerin terlihat tersiksa sekali. Aku langsung berdiri di sampingnya dan menggenggam tangannya ketika sudah memakai pakaian steril. Suster dan dokter sedang mempersiapkan semuanya, sementara aku sibuk memberi semangat pada Haerin agar dia yakin semua akan baik-baik saja.

“Huaaaaa Ryeowook Oppa? Kenapa bisa di sini? Ini istrimu? Huaaa nona.. kau beruntung sekali bisa menikah dengan member Super Junior. Aku adalah fans beratmu Oppa.. Boleh aku minta foto dan tanda tangan?” suster tersebut meraih bolpoin dari saku seragamnya. Aku hanya bisa terbengong melihatnya. Apa dia gila??? Ya!!!! istriku akan melahirkan!!

“Aish.. ne, tapi tidak sekarang. Istriku akan melahirkan.” Kataku dengan nada setengah memohon.

“Sakit wook.. sakit… eottoke?? Aku takut..” Haerin menggenggam tanganku erat.

“Oppa, satu kali foto saja. Boleh ya..”

“Ya! suster Shin!! Kau mau dipecat, eoh?” beruntung dokter segera mengingatkannya. Aish,, apa mereka tidak tahu aku sedang sangat was was sekarang? Persalinan pun dimulai. Haerin mulai mencoba mendorong agar anak kami keluar, sepertinya semua teori yang dipelajarinya tentang cara-cara melahirkan dengan lancar tidak berguna baginya, sepertinya dia mengeluarkan stylenya sendiri. Apa begitu sakit? Tubuh Haerin sudah penuh keringat sementara dia meremas tanganku semakin erat yang sejujurnya ini…..SANGAT SAKIT KIM HAERIN!!

“tarik nafas nona.. tenang… buang, dorong terus. Kepalanya sudah mulai terlihat. Tarik nafas….” Dokter mengarahkan Haerin. Haerin tersengal di tengah perjuangannya mendorong anak kami keluar dan sekarang rambutku jadi sasaran 😥 . chagiya.. apha.. aku baru mengganti model rambutku, kenapa tega sekali? Aku berusaha melepas tangannya dari rambutku lalu menggengggam tangannya erat dan berbisik di telinganya.

“Ayo sayang.. kau pasti bisa, kau hebat. Kau pasti bisa, aku di sampingmu. Terus sayang..” Haerin sudah mencoba berulang kali hingga wajahnya pucat, tapi anak kami belum kunjung keluar. asihan melihatnya, andai rasa sakit itu bisa dipinahkan padaku saja agar dia bida melahirkan tanpa merasakan sakit seperti ini.

“Kepalanya sudah sedikit keluar, ayo nona sedikit lagi..”dokter ikut menyemangati dan terus membantu jalannya persalinan.

“aku sudah tidak kuat yeobo.. aku menyerah, aku capek.” Haerin mulai menitikkan air mata, kentara sekali dia sedang menahan sakit yang amat sangat.

“ya! ya! jangan begitu chagiya, kau mau anak kita kepalanya peyang? Tinggal sedikit lagi. Kau pasti bisa, kau hebat. Aku yakin chagiya.. kau bisa.” Ucapku meyakinkannya.

“Mwo? peyang? ANDWAE!!!!” teriaknya lalu ia terlihat mendorong kuat dan terdengarlah suara malaikat kecilku. Suaranya sangat nyaring. Dari lahir saja sudah terlihat dia menuruni bakat menyanyiku, kekekek~~~

OWEEEEKK~~~~ OWEEEEEEK~~~~OWEEEEEEEEK~~~

“selamat Tuan, bayi kalian yeoja yang sehat.” Ucap dokter lalu segera membersihkan bayi kami. Tanpa ku komandoi air mataku pun menetes karena terharu. Segera aku kecup kening Haerin lama mengungkapkan padanya betapa aku berterima kasih dan bersyukur atas ini.

“Gomawo chagiya, kau hebat. Kau yang terhebat. Saranghae.” Ucapku lalu mengecup singkat bibirnya. Dia tersenyum lemah lalu memeluk tanganku.

“Oppa. Apa sudah bisa aku minta foto dan tanda tangan sekarang?” tanya suster itu lagi. Aku hanya menatapnya dengan tatapan membunuh.

“datanglah besok ke ruang rawat. jangan menggangguku sekarang. Kau tidak lihat kami sedang bahagia, eoh? tidak lihat istriku sedang sangat lemah? Kau ini fans atau apa???” suster itu hanya bisa diam terpaku lalu mengangguk setelah mendengar gerutuku.

 

****************

Senang sekali rasanya melihat putri kecilku menggeliat kecil di samping Haerin yang masih lemah. Aku sudah mengambil fotonya dan menguploadnya di twitter “welcome jagoan appa uri Kim Yeorie.. saranghae..” dan beberapa menit kemudian hastag #ChukaeRyeowookAppa dan #BabyKimYeorie menjadi Trending Topic World Wide. Wah….. elf neomu daebak kkkk..

“Chagi lihat, Yeo dan aku menjadi tranding topic.” Ucapku pada Haerin sambil menunjukkan layar smartphoneku. Dia tersenyum lalu mencium Yeo yang sedang tertidur. Yeo baru saja diantar oleh suster ke ruanga rawat Haerin agar Haerin belajar menyusui.

“Annyeong…..” sapa eomma dan appa mertua memasuki ruangan.

“Annyeong Appa, Eomma..” sapaku sambil membungkukkan badanku sopan. Appa langsung memelukku mengucapkan selamat, kemudian kedua orang tua itu mencium Haerin bergantian. Selang beberapa saat para namja yang ya…bisa dibilang tampan masuk ke ruangan. Mereka adalah Eunhyuk hyung, Kyuhyun, Donghae Hyung dan Shindong Hyung. Mereka langsung memelukku mengucapkan selamat lalu menghampiri Haerin. Terlihat olehku Donghae mengecup pipi Haerin sayang.

“Aku terharu. Akhirnya aku percaya kalau adik angkatku adalah yeoja sungguhan.” Ucap Eunhyuk yang sukses membuatku meliriknya kesal.

“Ya! neo micheyoso? Dia memang yeoja!!” ucapku sewot.

“Lucu sekali uri Yeori. Tapi… kenapa mirip dengan Sungmin hyung? Ya! ini anak Sungmin hyung ya?” tanya Kyuhyun. Aish,,, orang-orang ini memang ingin mati rupanya.

“Ya!!!! perhatikan baik-baik. Matanya, hidungnya, bibirnya, semua mirip denganku. Sangat mirip denganku. Seenaknya saja kalau bicara, aish….” Ucapku kesal, mereka malah tertawa. Dasar, saudara macam apa mereka ini.

*******************

Setelah beberapa sesi wawancara dan pemotretan oleh beberapa media local di rumah sakit, aku membawa Haerin pulang ke apartemen kami. Suasana apartemen begitu ramai sejak kehadiran Yeori. Satu bulan penuh eommaku dan eomma mertua menjaga Haerin dan Yeori bergantian, banyak rekan-rekan kerjaku yang datang menjenguk dan membawa begitu banyak kado. Tak lupa para elf. Mereka juga mengirimi yeori hadiah. Hyungdeul pun jadi sering main ke apartemen kami untuk bergantian menggendong si kecil Yeo, tapi entah kenapa Yeo selalu menangis saat digendong oleh Yesung hyung. Malang sekali nasib Yesung hyung, padahal dia sangat menyukai Yeorie, ya… setidaknya dia mengatakan begitu, bahkan dia menyuruh yeo nantinya memanggilnya appa -_-

Hari ini eommadeul pulang, hanya tinggal kami berdua di apartemen. eommaku sedang memilih pembantu yang paling pas dan yang paling bisa dipercaya untuk kami. Dia tidak mau sembarangan orang merawat anak kami dan Haerin. Haerin sering terbangun di malam hari untuk menyusui Yeorie, kasihan sekali dia. Matanya sedikit berkantung karena kebiasaan barunya ini, yaa. Walaupun sebenarnya dia sudah biasa bergadang karena nonton pertandingan sepak bola.

Aku keluar dari kamar mandi dengan handuk yang terlilit di pinggangku. Rasa segar menyelimutiku setelah mandi. Begitu keluar aku melihat Haerin sedang menyusui si kecil Yeo sambil sesekali mengelus pipi Yeo kecil dan berkata-kata seperti anak kecil. Pemandangan yang menyenangkan, benar-benar bisa menghilangkan penat setelah lebih dari seharian bekerja. Rasanya masih tidak menyangka pernikahan kami yang pada mulanya sama sekali tidak didasari oleh cinta kini telah dikaruniai seorang anak. Dan lebih tidak menyangka lagi, istriku Kim Haerin yang begitu liar, manja dan susah diatur itu kini tengah menyusui anak kami layaknya seorang ibu yang anggun. Tiba-tiba Yeorie menangis. Haerin buru-buru merapikan pakaiannya dan menenangkan Yeorie, pemandangan yang masih menyenangkan. Lalu dia melihat ke dalam popok yeorie dan seketika itu juga….

“HUAAAAAAAAAAAA YEOBOOOOOOOOOO EOTTOKE??????????????” teriaknya. Aish… Ya! Kim Haerin ah, tidak bisakah kau membiarkan suamimu ini menikmati pemandangan sebentar saja? Aku berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya.

“Waeyo Chagiya?”

“Yeorie Poo……….p!! eottoke??” Haerin Nampak agak histeris.

“Mwo??” ucapku.

“Kau yang bersihkan yeobo wook.” Ucapnya mengambil popok baru untuk mengganti popok yeo yang kotor lalu menyerahkannya padaku.

 

“Kenapa harus aku? Aku tidak bisa chagi..kau saja..”

“Aniya aniya….. kau kan appanya.”

“aigoo kau kan eommanya.. yasudah, kita lakukan bersama, ne?” Ryewook membuat kesepakatan. Lalu dengan hati-hati kami mencoba menggantikan popok yeorie. Begitu popok dibuka, blushhhh bau semerbak langsung menyerang indra penciuman kami.

“hueeeekkk..” Haerin buru-buru ke kamar mandi dan mengeluarkan isi perutnya. Kepalaku mendadak pusing. Aigoo Yeorie.. kenapa bisa sebau ini?? Batinku. Jujur memang sebenarnya ini adalah pertama kalinya aku dan Haerin menggantikan popok Yeorie, karena selama ini eommadeul yang melakukannya.

“Chagiya palli ya.. gantian..” Haerin sudah kembali dengan masker yang menutupi hidungnya lalu memakaikan masker yang dia pegang padaku. dengan hati-hati kami bekerja sama membersihkan Yeorie dan mensterilkan kamar dari segala bau yang ada. Setelahnya Yeorie kembali tenang dan kami jadi tertawa setelahnya.

“Repot juga ya chagiya ternyata.” Ucapku sambil memperhatikan wajah Yeorie yang kembali tertidur.

“Ne, yasudah palli pakai bajumu. Nanti masuk angin.” Ucap Haerin tersenyum.

“ne…” aku segera memakai piyamaku lalu kembali duduk di samping Haerin. Namun kali ini dia telah meletakkan si kecil Yeorie di atas ranjang.

“Chagiya, kau tidur saja, biar aku yang menjaga Yeorie. Kan sudah lelah. Aku lihat kau sepertinya sangat mengantuk.”

“hm… aku tidur dulu ya, aku benar-benar kekurangan tidur.”

“ne… jaljayo..” aku mengecup pipinya ketika dia telah berbaring dan memeluk guling. Aku mengambil ponselku dan membuka jejaring sosial. Satu jam kemudian rasa kantuk pun tak terelakkan. Tepat ketika aku ingin memejamkan mata sejenak, yeorie menangis dan tangisannya cukup… huah.. aku angkat tubuhnya lalu ku timang-timang namun tak kunjung berhenti.

“Yeorie haus ya sayang? Aigoo… eottoke?? Appa kan tidak bisa menyusui. Ssst ssst..  bobok lagi saja ya..” ucapku sambil tetap menimang-nimangnya. Namun tidak kunjung berhenti. Akhirnya aku berinisiatif membuka kancing piyama Haerin agar Yeorie bisa menyusu. Ketika sudah membuka tiga kancing piyamanya, tiba-tiba keringat dingin menghampiriku. Aku menelan salivaku sesaat kemudian menyingkirkan pandanganku.

“Sebentar ya sayang, appa bangunkan saja eomma.” Ucapku. Walaupun sebenarnya aku tidak tega membangunkannya.

“Haerin.. Haerin sayang.. Chagiya.. ireona.. anak kita haus.” Aku mengguncang-guncang tubuhnya agak kuat karena dia memang susah sekali dibangunkan.

“Ne Oppa?” ucapnya sambil mengucek mata.

“Yeori menangis. Dia haus.” Ucapku. Haerin duduk lalu aku memberikan Yeorie ke pangkuan Haerin. Dan benar saja, uri Yeorie langsung minum dengan lahap.

“Aigoo…. Haus sekali sepertinya.” Aku memperhatikan Yeorie yang semangat sekali minumnya.

“hm… selalu begini. Kau  mengantuk? Tidurlah. Setelah ini aku juga akan tidur.”

“Aniya. Aku akan menemanimu sampai Yeorie selesai minum.”

“Aish…. Mengantuk saja pakai gengsi mau tidur. Tidur saja sana Yeobo Wook, nan gwencana.”ucapnya. aku tetap bersikeras tidak ingin tidur. Setelah Yeorie kembali tidur, kami meletakkan yeorie di tengah-tengah kami. Setelah mencium Yeorie dan eommanya, aku pun memutuskan untuk tidur.

***************

8 bulan kemudian

Author pov

Yeorie sedang asik main sendiri di atas tempat tidur berguling-guling ke sana ke mari dan berusaha menggapai apapun yang terletak di di tempat tidur. Sedangkan Haerin sedang berkutat dengan laptopnya mengerjakan skripsinya,  sementara Ryeowook tengah bersiap untuk pergi siaran ke Sukira.

“Chagiya.. kau lihat ponselku?” tanya Ryeowook sambil menggeser-geser barang-barang mencari di mana ponselnya.

“tadi kan di tempat tidur.” Jawab Haerin masih fokus pada layar laptopnya.

“dimana ya? AIGOOOOOOOOOOOOOOO!!!! YEORIE YA!!!” teriak Ryeowook histeris saat melihat putri kecilnya tengah asik menggigit dan menghisap ponselnya. Ryeowook pun langsung berusaha mengambil ponselnya dari tangan Yeorie namun tiidak kunjung berhasil. Yeorie malah menangis dan menarik ponselnya, nampaknya baby Yeo sangat suka cemilan barunya,

“Waeyo yeobo Wook?” tanya Haerin yang kini mengalihnya pandangannya.

“lihat ini. Aigoo… Chagiya bantu aku, lihat ponselku sudah penuh liur.” Keluh ryeowook.

“Hahahahahahahaahhaaha… aigoo… anak pintar.” Ucap Haerin lalu mendekat ke Yeorie berniat membantu suaminya.

“Yeo..appa pinjam ya..” Ryeowook berusaha merebut ponselnya dari tangan kecil Yeorie. tap! Ponsel terlepas dari tangan mungil Yeo, dan detik itu juga…

“Huuaaaa huuuaaaaaaa….” Suara yeorie menggema di seluruh penjuru kamar.

“Ya! eottoke chagiya??” tanya Ryeowook bingung.

“Sudah gwencana Oppa, biar aku yang menenangkan.” Ucap Haerin menggendong Yeorie.

“aish… ne ne….” Ryeowook mengambil beberapa lembar tissue di atas nakas lalu membersihkan ponselnya.

“Aish Yeorie ya… apa ponsel appa lezat? Ck.. Harus dibersihkan lagi nanti.”

“huaaaaaaaaaaaaa huaaaaaaaaaaa” tangis Yeo semakin menjadi, tangan kecilnya tergapai-gapai seperti meminta sesuatu.

“Sayang diam dong nak.. hmm…. Nanti eomma pinjamkan iphone Hyuk ahjusi, tapi harus diam dulu, ne?” tangisan Yeorie mulai mereda lalu ia memeluk leher eommanya erat.

“Aigoo… ya! anak appa, masih kecil sudah mengerti hal seperti itu. hm? Kajja peluk appa sebelum appa pergi kerja.”

Yeo: “ia dong appa, Yeo kan anak gaul, bayi modern, wajar dong, memangnya appa kuno?”

Ryeowook mengambil Yeorie dari gendongan Haerin setelah menyimpan ponselnya di kantongnya. Yeorie tertawa menunjukkan giginya yang baru tumbuh 1 di bawah.

“Aigoo.. lucu sekali anakku. Sangat mirip dengan appanya.” Haerin tersenyum lalu memeluk pinggang Ryeowook dari samping. Ryeowook tersenyum melihat tingkah Haerin yang di luar kesadarannya ini. Sangat jarang Haerin mau bersikap romantis seperti yeoja yeoja pada umumnya.

Yeo: “ani eomma, Yeo mirip Hae ahjusi, ahjusi favoritk Yeo.”

“setiap hari seperti ini pasti seru.” Gumam Ryeowook. Haerin terdiam sejenak dan masih tersenyum, detik berikutnya keningnya mengerut lalu segera melepaskan pelukannya.

“Ish… ini semua karenamu. Aku jadi kebiasaan meluk-meluk.” Haerin mempoutkan bibirnya membuat Ryeowook semakin gemas.

Yeo: “iya, appa kan genit. Tapi eomma suka kan?? jujur pada yeo  eomma..”

“Hahahahahahahaha… dasar yeoja aneh. Yasudah, appa mau pergi dulu ya.. jangan terlalu malam tidurnya dan jangan menungguku pulang kalau sudah mengantuk, kau harus istirahat, ne? dan anak appa yang cantik…. Jangan bergadang malam ini, aracci? appa pergi dulu.” Ryeowook kemudian mengecup pipi Yeorie dan memberikan Yeo pada Haerin.

Yeo: “appa cayang.. hati-hati.. yeo tidak mau jadi anak yatim.”

“Ne Appa, hati-hati di jalan, ne?” Ucap Haerin tersenyum.

“Ne….” Ryeowook mengambil kunci mobil dan tasnya lalu mengecup kening Haerin lembut.”

“Aish… selalu cium cium. Ne ne ne, ara, pergi sana!” ucap Haerin kesal. Ryeowook pun tertawa melihat tingkah istrinya lalu pergi. Haerin tersenyum setelah Ryeowook pergi.

“Eomma dicium, hihihi.. jangan bilang-bilang pada appa ya kalau eomma suka dicium appa,keekeke.. kajja kita main lagi.” Kata Haerin lalu membawa Yeorie ke ruang tv.

Yeo: “Aish… eomma, sok malu-malu. Menyebalkan.”

*********

Ryeowook menyetir menuju apartemen setelah beberapa jam di sukira. Hah…. Dia merindukan 2 yeoja tercintanya. Sambil menyetir dia teringat pada bintang tamu yang datang tadi, bintang tamu itu membawa anaknya yang masih balita. Melihat tingkahnya sungguh lucu, bahkan pendengar tidak terganggu saat ocehan-ocehan kecilnya terdengar saat sedang on air. Ryeowook jadi berpikir, pasti akan seru kalau dia bisa membawa si kecil Yeorie ke studio, seru sekali sepertinya siaran bersama Yeorie.

“Ah… aku akan rayu Haerin agar dia mau ikut ke Sukira dan membawa putri kecil kami itu.” Gumamnya. Ryeowook memarkirkan mobilnya di basement kemudian melangkahkan kakinya menuju apartemen. dia masukkan beberapa kode untuk membuka pintu dan melangkah masuk. Apartemen begitu sepi, “mereka pasti sudah tidur”, pikirnya. Sebersit senyuman mengembang di wajahnya, dia melangkahkan kakinya menuju kamar untuk melihat kedua bidadari apartemenknya. Dan benar saja dugaannya, mereka sudah tidur dengan posisi yang membuat senyum Ryeowook semakin mengembang. Haerin tidur telentang dengan satu kaki di atas guling, sementara Yeorie juga telantang dengan kaki yang terjulur ke atas leher Haerin dan satu kakinya berada di atas bibir Haerin. Ryeowook menggeleng-gelangkan kepalaknya melihat gaya tidur mereka.

“Eomma dan anak sama saja.” Gumamnya. Dia pun segera mengambil kesempatan untuk mengabadikan momen ini. Dia lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mengaktifkan kameranya kemudian mengarahkan pada mereka. Dia mengambil beberapa foto dan tersenyum melihat hasilnya. Berikutnya dia berbaring di samping Haerin dengan posisi kepala berdekatan dengan kepalanya kemudian tersenyum ke arah kamera.

“Ah… jeongmal, aku suka sekali foto ini.” Ucapnya. Setelah selesai berfoto ria, dia  meletakkan ponselnya lalu mengangkat Yeorie dengan hati-hati dan membaringkannya di box bayi yang terletak di samping tempat tidur dengan sebelumnya mengecup pipinya.

“Jaljayo putri appa.” Ucapnya setengah berbisik. Setelahnya dia memperbaiki posisi tidur Haerin dengan mengambil guling yang tertimpa kakinya perlahan lalu meletakkannya di samping kirinya kemudian memberikan bantal untuk sandaran kepalanya. Setelahnya Ryeowook menaikkan selimut hingga sebatas lehernya. Setelah membersihkan diri dan memakai piyama, dia pun memutuskan berbaring di samping kanannya dan memeluknya. dia pun memperhatikan wajah istrinya yang tenang sejenak, kemudian memejamkan mata melepaskan kelelahan setelah seharian bekerja.

******************

“Ya! Haerin ah… jangan pukul perutku, cukup kau cium saja..” ucap Ryeowook masih tertidur. Detik berikutnya wajahnya seperti ditampar.

“ya! aku tidak selingkuh.. kenapa kau memukuliku chagiya…” racaunya. Haerin yang duduk di sampingnya hanya bisa menahan tawa.

Yeo: “aigoo appa.. appa susah sekali dibangunkan tapi selalu mengejek eomma. Rasakan ini” Yeorie menepuk-nepuk wajah appanya gemas sambil tertawa menunjukkan gigi kecilnya yang baru tumbuh satu, membuat Haerin gemas. Ryeowook membuka matanya dan terkejut melihat putrinya sudah duduk di atasnya.

“Aigoo chagiya… kenapa kau letakkan yeo di sini? Aish….” Keluhnya.

“Wae? Kau tidak suka,eoh? dia naik sendiri, dia juga sering begitu padaku apalagi kalau mau menyusu.hahaaha”

“Aigoo Yeorie sayang.. appa kan sudah pernah bilang appa tidak bisa menyusui. Ya! anak appa mau membangunkan appa ya? mau main sama appa ya? hm?” Ryeowook pun memegang kedua tangan Yeorie dan menepuk-nepukkannya pelan ke pipinya sendiri.

Yeo: ‘ya appa! Yeo tahu appa ndak punya susu.’ Yeorie pun melompat-lompat di perut appanya membuat Ryeowook tersengal.

“Aigoo aigoo.. chagiya, tolong angkat Yeorie dulu.” Haerin tertawa lalu mengangkat Yeorie dan membawanya ke pangkuan. Setelahnya Ryeowook duduk menyandar di headboard tempat tidur, duduk di samping Haerin.

“Yeobo.. kau berjanji mengosongkan jadwalmu hari ini, jadi kan? aku harus bimbingan hari ini. Ahjuma masih belum bisa kembali karena anaknya akan melahirkan.” Tanya Haerin lalu menurunkan Yeorie yang sepertinya ingin main sendiri. Yeorie pun merangkak menuju bantal yang digunakan appanya tadi malam.

“Ne, jadi. Aku akan menghabiskan hari ini bersama putriku, saatnya menggantikan pekerjaanmu dan pekerjaan ahjuma pengasuh. Lagi pula aku sangat jarang punya waktu bermain dengan Yeo. Kau bimbingan saja dengan baik. Aku akan tangani semuanya, ne?” jawab Ryeowook tersenyum. Haerin menyandarkan kepalanya di bahu Ryeowook kemudian memeluk lengan Ryeowook manja.

“dan satu lagi Yeobo Wook, jeput aku nanti sore di lokasi wall climbing ya..  ajak Yeo, ne?” Haerin memasang tampang aegyonya.

“Aniya. Kalau untuk yang satu itu, tidak. Aku kan sudah bilang, putri kita harus jadi yeoja yang anggun, cantik, kalau mengajaknya ke tempat seperti itu sama saja mengajarinya jadi yeoja tomboy sepertimu. Aku tidak mau dia seperti itu.” wajah aegyo Haerin berubah seketika, keningnya berkerut dan dia kembali duduk tegak dan menatap Ryeowook tajam.

“Oh, jadi kau masih belum bisa terima aku yang seperti ini? Masih memandang rendah yeoja seperti aku,eoh? bukankah aku sudah mengikuti alur kehidupanmu, sekarang kenapa kau seperti ini?” Haerin menyilangkan tangannya di depan dada memprotes suaminya.

“Aigoo Chagiya, tidak seperti itu. aku bangga padamu, aku senang kalau kau senang, tapi apa salah kalau aku ingin anak kita jadi yeoja yang anggun? Lagi pula kau jadi seperti ini juga kan karena ada latar belakagnya. Aku ingin yeo jadi anak yang manis.” Ryeowook menjelaskan.

“Oh.. ne! jadi aku kurang manis, begitu? Jadi seperti apa yang manis? Seperti Victoria,eoh?? Atau Luna?? kau mau yeorie seperti Victoria? Atau seperti Yoona? Mau yang mana?tidak mau anakmu tumbuh menjadi yeoja kuat seperti eommanya? Kenapa tidak cari eomma lain saja untuknya, eoh?? wae???” Haerin semakin menaikkan suaranya. Sementara orang tuanya sibuk berdebat, Yeorie menggapai ponsel Ryeowook yang terletak tidak jauh dari bantal. Wajahnya tersenyum senang lalu memasukkan ponsel itu ke mulutnya dan menghisap-hisapnya.

“Aigoo….. tidak begitu. Aish…. Ne ne, aku akan mengajak Yeo menjeputmu, eottoke? Kau puas??eoh??” jawab Ryeowook yang akhirnya menyerah berdebat dengan Haerin, lebih tepatnya mengalah, karena jika dilanjutkan tidak akan ada habisnya. Haerin segera memasang senyum kemenangan lalu menghambur ke pelukan Ryeowook.

“begitu dong.. lagi pula kan dia masih kecil, tidak akan mengerti. Itu tidak buruk,ne?” ucap Haerin kemudian memberanikan diri mengecup bibir Ryeowook singkat.

“kalau di fanfiction, ini katanya Morning kiss.” Haerin tersenyum malu kemudian menyembunyikan wajahnya yang memerah di dada bidang Ryeowook.

“Hahahahahaha… wah.. fanfiction membawa pengaruh baik untukmu chagiya.. keromantisan tingkat sadarmu semakin baik saja.” Ryeoowok memeluk Haerin erat.

“Aish.. jangan menggodakku.” Haerin sedikit memukul dada Ryeowook.

“aigoo yeobo… sepertinya anak kita sudah tidak sabar ingin sarapan.” Ucap Haerin setengah tertawa.

“Wae?” Ryeowook melepaskan pelukannya.

“kau lihat itu.” Haerin melepaskan juga pelukannya kemudian menunjuk ke arah tempat Yeorie duduk sambil tertawa.

“AIGOO….. ya! yeorie ya!! kenapa suka sekali memakan ponsel appa? Aish.. sini, kembalikan pada appa” Ryeowook segera meraih ponselnya dan berusaha merebutnya dari tangan Yeorie.

Yeo: “ih appa… gusi yeo gatal, benda keras ini membuat gatalnya lebih baik. Jebal, mengerti yeo appa, ini urusan hati bayi.”

Yeorie menarik ponselnya lalu merangkak menjauh. Haerin tertawa melihat tingkah pasangan appa dan anak ini.

“ya! Yeorie ya.. kambalikan.” Ryeowook meraih tubuh Yeorie dan memangkunya, namun….. tap!! Yeorie melemparkan ponsel yang ada di tangannya ke lantai, karena memang posisi Ryeowook duduk adalah di pinggir tempat tidur.

“Huaaaaaa andwae!!” Ryeowook agak histeris. Haerin pun tidak kalah terkejutnya hanya bisa menutup mulut dengan tangannya, sementara Yeorie bertepuk tangan di pangkuan appanya.

“Aigoo anak appa… itu ponsel mahal… kalau begitu, anak appa harus dihukum. Terima hukuman ini.” Ryeowook langsung menggelitiki Yeorie, Yeorie meggeliat-geliat sambil tertawa keras di pangkuan appanya.

Yeo: “ya! eomma ya! tolong Yeo… appa ingin membunuh yeo!! Appa tega membunuhku hanya karena ponsel, miris sekali hidupku, hahaahaha.. aduh… ampun appa.. yeo akan minta pada hae ahjusi untuk membelikan yang baru. Ampuni yeo appa..”

“Hahahahahaha… kalian ini. Appa juga terima ini.” Haerin ikut menggelitiki Ryeowook. Ryeowook pun sedikit kewalahan tertawa karena gelitikan Haerin, dan dia pun melakukan serangan balik. Dan pagi yang cerah itu mereka awali dengan gelitikan di atas tempat tidur.

************

“yeobo, Hyuri sudah datang. Aku berangkat dulu ya.. jaga Yeo dengan baik. Jangan lupa menjeputku.” Ucap Haerin meraih ranselnya.

“Ne chagiya, hati-hati ya.”

“Yeo sayang, eomma pergi dulu ya, jangan nakal dan jangan membuat appa marah, aracci?” Haerin mengacak rambut Yeo gemas lalu mengecup kedua pipi Yeo.

Yeo: “tenang saja eomma, percuma yeo dinobatkan sebagai bayi paling manis se korea oleh security kita.”

“Aku pergi dulu sayang.” Haerin melangkah pergi namun tangannya ditahan oleh Ryeowook.

“Chagiya..” panggil Ryeowook.

“ne?” Ryeowook kemudian mengecup bibir Haerin singkat lalu mengelus pipi Haerin lembut. Haerin sedikit terdiam karena terkejut.

Yeo: “Aish… selalu melakukannya di depanku. Ya! orang tua macam apa kalian? Tidak sadarkah aku baru berusia berapa bulan?? Jangan merusakku! Lebih baik aku tutup mata saja.”

“Good luck untuk hari ini, hawiting!!” ucap Ryeowook tersenyum.

“Ne.. gomawo..” Haerin tersenyum kemudian pergi meninggalkan apartemen.

“Nah jagoan appa.. saatnya kita seru-seruan berdua… kajja jagoan appa..” Ryeowook menggendong Yeorie  yang kemudian tertawa di pelukan appanya.

to be continued…

Eottoke? mohon maaf kalau ceritanya kurang berkesan.. tapi semoga suka ya… Penasaran bagaimana Ryeowook merawat anaknya sendirian? baca part berikutnya ya.. RCL ditunggu.. ^^

2 Komentar

Filed under fanfiction

2 responses to “Daddy Ryeowook (Last Sequel of Love Is) Part 1

  1. sungha_kim

    Kim. Haerin anak kecil semi namja 😀
    Huahahahahahahahahahahahahaha
    Kasiann si wook tersiksa dia sama tingkah istri semi namjanya:D
    Lucuuuuuu!!!!
    Di tunggu part selanjutnya author~nim *wink*

Tinggalkan komentar