Daddy Ryeowook (Last sequel of Love is Series) Part 2

tumblr_msejyry1aI1qdxw1co5_500

Title                 : Daddy Ryeowook (Last sequel of Love is Series)

Genre              : Romance (sejujurnya lebih kepada gak jelas haha)

Length         : Two shoot

Rated          : 15

Cast                 :

  • Kim Ryeowook a.k.a Ryeowook
  • Lee Haerin
  • Kim Yeorie
  • Other Cast

Author            : @Rinriza

Annyeong…!!!!! akhirnya sequel terakhir dari love is series selesai…^^ setelah tertunda berabad-abad karena berbagai hal yang gak mungkin disebutkan satu per satu, dan kebuntuan otak author yang lama sekali baru bisa pulih, akhirnya baru sekarang ff ini bisa selesai, jadi kalau masih ada nama-nama yang sedang wamil harap maklum ya.. kkk.. Sesuai permintaan reader, ini author buatin sequel terakhir di mana Ryeowook dan Haerin punya anak. Buat yang belum membaca cerita sebelumnya, silakan membaca ceritanya dari awal, mulai dari Love is, 4 failed ways, dan difficult pregnancy yang bisa dicari dari kolom search blog ini. Penasaran bagaimana mereka punya anak? Happy read.. semoga suka ya… ^^

Just You, me and our pretty baby…

“Yeo sayang, eomma pergi dulu ya, jangan nakal dan jangan membuat appa marah, aracci?” Haerin mengacak rambut Yeo gemas lalu mengecup kedua pipi Yeo.

Yeo: “tenang saja eomma, percuma yeo dinobatkan sebagai bayi paling manis se korea oleh security kita.”

“Aku pergi dulu sayang.” Haerin melangkah pergi namun tangannya ditahan oleh Ryeowook.

“Chagiya..” panggil Ryeowook.

“ne?” Ryeowook kemudian mengecup bibir Haerin singkat lalu mengelus pipi Haerin lembut. Haerin sedikit terdiam karena terkejut.

Yeo: “Aish… selalu melakukannya di depanku. Ya! orang tua macam apa kalian? Tidak sadarkah aku baru berusia berapa bulan?? Jangan merusakku! Lebih baik aku tutup mata saja.”

“Good luck untuk hari ini, hawiting!!” ucap Ryeowook tersenyum.

“Ne.. gomawo..” Haerin tersenyum kemudian pergi meninggalkan apartemen.

“Nah jagoan appa.. saatnya kita seru-seruan berdua… kajja jagoan appa..” Ryeowook menggendong Yeorie  yang kemudian tertawa di pelukan appanya.

“apapapapababababapa..” oceh Yeorie.

“Mworago? Appa kyeopta? Hahhahaham. akhha.. pintar sekali anak appa..” Ryeowook mengacak rambut yeo gemas.

Yeo: ‘mwo? aniya appa, aku bilang aku mau bertemu hae ahjuci.’

Ryeowook menghabiskan waktu seharian bermain dengan Yeorie, segala yang bisa mereka mainkan, mereka akan memainkannya. Dia juga membawa anaknya jalan-alan keliling gedung apartemen dan akhirnya mengajak Yeo menonton kartun di ruang tv.

“huaaaaa huaaaaaaaaaa” tiba-tiba yeo menangis keras membuat appanya terkejut.

“Ya! wae sayang? Haus?” tanya Ryeowook lalu memangku Yeo namun Yeo tetap tidak mau diam, dia juga menggendong dan menimang-nimang namun Yeo tetap tidak mau diam. Akhirnya dia memutuskan menelepon Haerin.

“Yoboseyo Oppa..”

“Chagiya… yeo menangis terus, apa yang harus aku lakukan?” tanya ryeowook ingung sambil menggendong Yeo yang masih menangis.

“sudah diberi susu? Susunya sudah aku simpan di kulkas.”

“Sudah chagi, tapi dia tetap menangis, aku tidurkan dia malah semakin memberontak.”

“Huaaaaa huaaaaa…”Yeo menangis semakin keras.

Yeo: “Eomma… appa babo eomma… appa babo.. aku sudah risih..”

“Aigoo.. Oppa, sudah periksa popoknya? Mungkin diapersnya sudah penuh, jadi dia risih, atau mungkin iritasi.”

“Aniya, belum. Baiklah, kalua begitu aku periksa dulu.”

“Ne, kabari aku kalau terjadi sesuatu.”

“Ne chagi. Annyeong….” Setelah memutuskan sambungan 2 arah tersebut, Ryeowook pun memeriksa diapers Yeo dan…..

“HUeeeeeeekk… ya! Yeorie ya! kenapa tidak bilang kalau poop? Aigoo….” Ryeowook menahan muntah lalu segera membawa putrinya ke kamar. Membentang perlak dan membaringkan Yeorie di kasur.

Yeo: ‘appa micheyoso? Aku kan belum bisa bicara.’

Ryeowook pun membuka perekat diapers perlahan, dan wuussshhh bau menyengat yang membuat isi perutnya berputar pun langsung menyambar hidungnya.

“Hueeeekk…. Aigoo Yeorie ya…. Anak appa makan apa? Huueeeekkk”

“hehehehek” Yeorie tertawa melihat appanya tersiksa.

“Ya! apa ini? Yeo menertawakan appa? Hueeeeek hueeeekk…” Ryeowook berakting seperti ingin muntah dan Yeo kembali tertawa keras.

“Ya! uri Yeorie begitu suka melihat appa tersiksa,eoh? Hueeeekkkk..” Ryeowook kembali berakting muntah yang sukses membuat putrinya tertawa kuat lagi lalu segera membersihkan Yeorie kemudian menyingkirkan diapers itu dari kamarnya dan memakaikan diapers dan celana baru.

“Ya! jagoan appa mengerjai appa, eoh? kenapa nakal sekali? Huaaaa kau harus dihukum yeorie ya..” Ryeowook pun menggelitiki perut dan ketiak Yeorie yang merupakan daerah sensitive Yeo hingga Yeo terpingkal-pingkal.

Yeo: ‘Eomma ya!!! help me!!!”

Setelah lelah bermain, Ryeowook membawa Yeorie ke kamar karena sepertinya Yeorie mengantuk. Yeorie menangis keras lalu mengemut ibu jarinya sendiri dan kemudian menangis lagi hingga membuat Ryeowook kebingungan.

“Ya! waeyo Yeorie sayang? Uljimayo sayang.. Yeo haus? Appa buatkan susu ya.. tunggu di sini, jangan kemana-mana.” Ryeowook meletakkan Yeo di dalam box bayinya kemudian segera berlari ke dapur membuatkan susu formula. Ryeowook sudah lama ingin memberi Yeo susu formula, tapi Haerin tetap bersikeras Yeo harus minum asi karena asi lebih baik. Maka, hari ini adalah debut pertama Yeo minum susu formula.

“Semoga kali ini berhasil.” Ucap Ryeowook kemudian kembali ke kamar. Sementara Yeo masih menangis keras. Ryeowook menggendongnya kemudian membawanya ke tempat tidur.

“Kajja kajja, ini minum dulu, ini enak loh..” Ryeowook menyodorkan botol susu ke mulut Yeo.

Yeo: ige mwoya?? Andwaeeeeee aku Cuma mau susu eommaaa.. eomma cepatlah pulang… andwae…

Akhirnya Ryeowook sedikit memaksakan Yeo untuk meminum susu formulanya.

Yeo: “hei… enak juga. Apa ini susu appa? “

Ryeowook tersenyum karena akhirnya Yeo bisa mereda tangisnya. Setelah minum, Ryeowook menggendong Yeo dan menimang-nimangnya penuh kasih sayang hingga akhirnya Yeo tertidur. Dia meletakkan Yeo perlahan di tempat tidur lalu mengambil ponselnya dan mengabadikan momen tidur si kecil Yeo.

“bagaimana bisa Eunhyuk mengatakan Yeo mirip Sungmin ahjusi? Yeo jelas-jelas mirip dengan appa, iya kan Yeo?? Aigoo.. imutnya putriku ini..” ucapnya sambil memperhatikan setiap detail wajah putri kecilnya.

************

“ababababa.. nyaaaaa baba…” Yeorie tengah sibuk sendiri bermain dengan boneka-bonekanya di tempat tidur sementara sang appa tengah sibuk menyiapkan air mandi untuknya dengan bebek-bebek plastic berwarna kuning yang ia genangkan di air. Setelahnya dia menghampiri putrinya lalu membukakan bajunya.

“Kajja kita mandi, setelah ini kita pergi menjeput eomma. Ne?” Ryeowook mengangkat Yeo ke kamar mandi. Kita mandi pakai air dingin, segar sekali loh sayang.. mumpung eomma tidak ada di rumah. Appa sudah bilang air dingin bagus untukmu tapi eomma selalu tidak setuju.”

Yeo: mwo? Air dingin? Andwaeeeeee….

Ryeowook memasukkan Yeorie ke dalam bathub, tapi Yeo mengangkat kakinya tinggi-tinggi. Tidak mau menyentuh air yang sudah disiapkan appanya.

“Waeyo? Hahahahaahha.. sayang, ini segar. Appa janji” Ryeowook meletakkan Yeo ke dalam bathub, Yeo langsung menangis. Namun Ryeowook appa tetap memandikan yeorie dengan air dingin.

Yeo: ‘eomma…. Appa…. Jahat…… eh ada mainan.’ Yeorie berusaha memegang bebek-bebek yang digenangkan appanya di bathub.

“Segar kan nak? Itu bebek namanya sayang.” Kata Ryeowook sambil membilas tubuh anaknya. Setelahnya Ryeowook mengangkat Yeorie dan membalutnya dengan handuk. Yeo terlihat lebih tenang sekarang sambil memegang sebuah bebek kecil.

Ryeowook memasangkan seatbelt khusus bayi untuk putri kecil yang duduk di sampingnya, si bayi terlihat aman-aman saja, lalu mereka pun bertolak dari rumah menuju tempat Haerin latihan.

“Yeorie ya…. kalau sudah besar Yeorie harus jadi yeoja yang sesungguhnya ya, jangan tiru eomma, itu bukan hal yang baik untuk yeoja.”

Yeo: appa ini enak saja, eomma kan idola kesayangan yeorie ppa… “nyanyanye aaa…”

“Apa nak? Yeo setuju dengan appa? Yeo juga tidak suka kan? Bagus nak.”

Yeo: ah appa.. yeo malas deh ppa.. appa gak paham ni.” Yeo hanya diam sambil memperhatikan jalan yang sesungguhnya dia ingin sekali bertanya, kenapa banyak sekali orang.

***************

Seorang yeoja terlihat sedang berusaha meraih pijakan terakhir tanpa sadar seorang namja yang sedang menggendong bayi berada di bawah memperhatikannya.

“Nak.. ini adegan dewasa, yeorie jangan lihat.” Ucap Ryeowook sambil menutup mata anaknya, membuat sang bayi kecil protes.

Yeo: ‘Appa ah… yeo mau lihat eomma idola yeorie, appa nakal . Yeori berusaha melepaskan tangan appanya dari matanya.’

“Chagiya……..” Ryeowook sedikit berteriak agar Haerin menyadari kehadiran mereka.

“Yeobo…^^ Changkaman..” Haerin melambaikan tangannya lalu mengambil posisi raffling untuk turun dari wall.

“Yeo….jebal… jangan melakukan apa yang eomma lakukan.” Ucapnya menegaskan pada anaknya.

“Sayang.. sudah lama? Gomawo ya.. ke sini membawa yeo.” Ucap Haerin ketika menghampiri anak dan suaminya lalu mencium pipi Ryeowook.

“Bersih-bersih dulu baru sentuh Yeori dia baru saja mandi. Nanti tertular bau dan keringatmu.” Ryeowook menggeser Yeori ke arah lain di gendongannya ketika Haerin mau mencium yeori.

“Ya!!! Aish…. ne ne.. changkaman.” Haerin terlihat sebal lalu langsung pergi ke ruangan ganti.

Yeo: ‘Appa celewet seperti halmonyi.. nyebelin.’

*********

“Yeorie tidur ya chagi?” tanya Ryeowook sambil memencet kode pin apartemen mereka.

“Ne… capek mungkin. Yeobo Wook.. ini sepatu siapa?” tanya Haerin.

“Molla.. ahjuma……” panggil Ryeowook, berpikir pembantunya sudah kembali.

“Ryeowook……… aigoo. Keponakan kesayangan imo sudah pulang.. imo kangen nak,,” seorang yeoja paruh baya menghampiri mereka dan langsung memeluk Ryeowook hangat.

“Aigoo… Jung Imo… nado… kapan datang? Siapa yang membukakan pintu?”

“Kemarin nak. Aku ke sini dengan eommamu dan yunri, tapi eommamu langsung ikut keluar kota bersama appamu. Kau ingat Yunri kan?”

“Ne… anak kesayangan imo yang sedang menyelesaikan sekolah designer di Paris, si cerewet itu.” Mereka begitu asik bercerita tanpa sadar mereka masih di depan tamu, Haerin yang merasa diabaikan pun mulai agak berdehem.

“ehem..”

“Eh… iya imo. Ini Haerin istriku, dan ini anakku, yeori, lagi tidur, hehe.”

“Annyeong imo nim. Bangapseumnida.” Haerin membungkuk sopan

“Oh ne… lucu sekali anakmu nak.. J kajja Ryeowook, kita ngobrol di dalam.” Ajak Jung imo menggandeng tangan keponakan kesayangannya. Haerin memutuskan pergi ke kamarnya, meletakkan yeo yang tidur secara hati-hati dan membuka sepatu yeori.

“Nak… entah kenapa eomma tidak suka pada imo appamu. Yasudah, eomma mau ngintip situasi dulu y.” Haerin meningalkan kasur perlahan lalu keluar dari kamar ingin ikut bergabung dengan suaminya untuk lebih tahu tentang keluarga suaminya. Seingatnya ini adalah kali pertama ia bertemu dengan Jung imo nim. Langkah Haerin terhenti, dia sedikit mengintip suasana tawa seru yang terjadi di ruang keluarga. Terlihat olehnya seorang yeoja duduk di samping suaminya, yeoja tersebut nyaris sempurna, seperti member girl band korea. Kulitnya putih bersih, rambutnya panjang melebihi bahu berwarna agak kecoklatan dan bergelombang di bagian bawah, hidungnya mancung, dan tubuhnya langsing. Jelas seklai dia adalah mahasiswa designer. Haerin memandang tubuhnya sendiri, lalu tersenyum dan kembali ke kamar.

“Ani. Aku tidak boleh ke sana, itu hanya akan merusak suasana bahagia mereka. Siapa yeoja itu? Dan apa Ryeowook sadar aku tidak mendatangi mereka?” pikirnya.

“Chagiya… kajja kita makan malam di luar dengan Jung imo dan Yunri.” Ajak Ryeowook yang akhirnya masuk ke kamar sambil tersenyum.

“Siapa mereka?” tanya Haerin datar.

“Chagiya.. kenapa nada bicaramu begitu?” Ryeowook duduk di samping Haerin lalu memegang bahunya.

“Kau sadar berapa lama aku di dalam kamar ini? 3 jam. Kau peduli? Kau masuk ke kamar? Kau tidak berpikir kenapa aku tidak terlilhat?”

“Chagia aigoo… jangan begitu. Aku pikir kau kecapean lalu tidur.” Ryeowook memeluk istrinya sayang.

“Jung imo itu sepupu eommaku. Kami dekat sejak aku masih kecil sayang.. waktu kita menikah, dia tidak datang karena sedang berada di Paris. Yunri itu anaknya, pernah dijdekatkan denganku dulu tapi aku tidak mau dan eomma pun tidak mau karena hanya menginginkanmu untuk jadi menantunya. Tapi kau jangan khawatir, tidak ada apa-apa di antara kami, tidak ada apapun,dia adikku. Jangan cemburu, ne?” ucap Ryowook sambil mengelus rambut Haerin sayang.

“Eo.. J dia cantik sekali ya sayang..”

“Ne.. tapi di mataku istriku yang tercantik.” Ryeowook mencubit pipi Haerin gemas.

“Aigoo.. kau ini.”

*********

Menduga Ryeowook terlihat sangat bahagia mengenang masa kecilnya den.gan Yunri.

“Ne… karena oppa suka sekali mengerjaiku. Kau usil oppa…” Yunri menanggapi sambil pura-pura merengut

“Senang sekali melihat kalian dulu akrab sekali. Sejak kalian kecil imo sudah menduga kalau kalian cocok.” Mendengar hal itu Haearin mendadak tersedak dan langsung meminum air mineral yang ada di hadapannya. Tampaknya tidak ada yang memperhatikan dan peduli kalau dia baru saja terbatuk karena pernyataan Jung imo nim. Tiba-tiba yeorie kecil terbangun di dalam strollernya. Haerin pun berinisiatif mengambil Yeo yang sedang menangis.

“Ya! Haerin ah.. kau ini bagaimana sih? Bukan begitu caranya menggendong bayi. Kau itu harus berdiri, jangan sambil duduk seperti itu. Anakmu bisa jatuh, lagi pula cara memegangmu salah. kau bisa membahayakan anak keponakanku.” Haerin kaget dengan teguran Jung imo nim, namun tidak mau menanggapi tapi cukup memperbaiki cara menggendongnya.

“Mian Imo.. Haerin masih belajar merawat bayi. Ini kan bayi pertama kami, jadi dia masih canggung.” Ryeowook menanggapi.

“Belajar? Aigoo… harusnya istrimu sudah harus bisa, belajar itu sebelum anakmu lahir nak. Begini lah kalau kau tidak mau dengar apa kata orang tua, sudah imo katakan jangan menikahi anak-anak, kau bisa kerepotan.” Jung imo meminum jus jeruk yang dipesannya. Haerin hanya diam sambil berusaha menidurkan Yeori kembali.

“Sudah lah eomma…. kajja kita lanjutkan makannya. Tadi cerita kita sampai mana ya? Oh iya oppa, besok temani aku ke sungai han, ne?”

“ne….. besok sore aku temani.” Ucap Ryeowook tersenyum.

“Oppa aku mau ke mobil, mau menyusui Yeorie. Sini kunci mobilnya.” Ucap haerin sambil berusaha menenangkan Yeorie.

“Aku temani sayang..” Ryeowook mau beranjak bangkit dari tempat duduknya.

“Aniya.. biar aku saja. Kau temani eonni dan imo makan saja. Kalian kan sudah lama tidak bertemu.”

“Hm.. baiklah.. kami segera menyusul.” Ucap Ryeowook lalu memberikan kunci mobil pada istrinya.

“aku ke mobil dulu imo… eonni..” Haerin sedikit menundukkan badannya lalu pergi menuju mobil.

“Istrimu itu,, harusnya dia sudah memeras susunya sebelum berangkat tadi. Jadi tidak perlu repot-repot..”

 

**********

“Hah……. lelah juga ya.. tapi aku senang akhirnya bisa makan malam denganmu oppa.” Kata Yunri tersenyum.

“Hahahhhahahahaha.. ne… sudah lama sekali. kau sudah semakin dewasa ya.” Ryeowook menanggapi sambil sesekali melihat ke arah kaca spion untuk melihat Yunri.

“Ne…. Yunri Eonni neomu yeppeo, Ryeowook oppa pasti menyesal tidak menikahi Yun eonni.” Ucap Haerin sambil tersenyum.

“Ah Haerin.. jangan begitu.” Yunri tersenyum menanggapi. “ne, kau harus banyak belajar dari Yunri Haerin. Uri yunri pintar memasak, pintar dalam berdanda, tahu bagaimana caranya melayani suami dengan baik, dan mungin kalau dia punya bayi dia akan jadi eomma yang sangat baik.” Jung imo ikut menanggapi, haerin hanya tersenyum atas pernyataan yang dikatakan jung imo.

“Kita sampai….” Ryeowook turun, membukakan pintu mobil untuk haerin. Sesampainya di apartemen, Haerin langsung membawa Yeorie masuk ke kamar.

“Oppa.. besok jam berapa kita pergi?”

“sebaiknya sore.. lagi pula aku harus kerja dulu Yunri ya.. kau istirahatlah.. pasti capek.”

“Ne oppa… annyeong…” Yunri menatap Ryeowook sejenak sambil tersenyum senang lalu pergi ke kamarnya.

“Sayang… ah…. yeori appa bangun J” Ryeowook berjalan menuju bayinya yang sedang memainkan kaus kaki di atas tempat tidur, sementara eommanya sedang mengelap badannya.

“Iya ni pa.. sampai di rumah dia terbangun.. setelah ini aku tidurkan lagi.” Haerin menanggapi sambil tetap melap tubuh yeorie lalu memakaikannya minyak telon dan piyama motif beruang.

“Aku bersih-bersih dulu ya chagiya.. nanti aku bantu menidurkan baby yeo..”

“Ne… yeorie sayang.. udah ya main kaus kakinya, bobok yok…” Haerin berbaring di samping yeo yang kini sudah menyampakkan kaus kakinya. Tangan kecilnya menggapai dada eommanya.. tapi eommanya pura-pura tidak memahami keinginan anaknya, berniat mengerjai. Dia tersenyum melihat putrinya kesal.

‘eomma…… yeo mau nenen maaa… aaaa eomma gak asik.. paaaaa yeo mau susu appa aja…’ yeo mulai sebal.

“Hahahahahaha arasseo arasseo….” Haerin tertawa lalu memberikan apa yang anaknya inginkan.

“Sudah mau tidur ya?” Ryeowook yang sudah memakai piyamanya berbaring d hadapan Haerin menempatkan yeori di tengah tengah mereka.

‘appa jangan berisik… yeo lagi konsentrasi pa.. appa sih… yeo minta susu appa tapi lama kasihnya..’ yeo tetap serius meminum susu eommanya.

“Enak yeo? Tinggalin appa dong.. appa mau juga nak..” ucap Ryeowook asal.

“YA!! Yadong appa.. jangan bicara yang tidak-tidak pada bayimu. Aish…..” pipi Haerin memerah.

‘enak aja.. hooo appa.. ini punya yeo sendiri.. appa cari susu lain aja.’ Yeo mulai terpejam tapi matanya terbuka lagi karena mendengar bentakan kecil eommanya pada appanya.

“Hahahhahahhahahaha… mianhae chagiya….. mianhae..aigoo… pipi istriku memerah.” Ryeowook semakin menggoda istrinya..

“Ryeowook ah… anakmu mau tidur. Aish…” Haerin mencubit tangan Ryeowook geram. Ryeowook tersenyum melihat ekspresi istrinya. Baby Yeo pun akhirnya terlelap, haerin perlahan memperbaiki posisi anaknya lalu merapikan piyamanya.

“Oppa…. Yunri cantik ya.. dia pasti sosok yeoja yang sempurna yang bisa membuat semua namja bahagia menikah dengannya, ya kan?”

“Hm.. ne… dia pasti tidak akan membuatku stres karena suara dribble bola basket di dalam rumah, lalu selalu menyediakan sarapan dan kopi hangat ketika aku bangun tidur dan menyediakan makan malam yang lezat ketika aku pulang kerja.” Jawab Ryeowook tersenyum yang sukses membuat sesuatu terasa menekan di dalam dada Haerin.

“Kau… suka yeoja yang seperti itu ya? Pasti kalau eommadeul tidak menjodohkan kita kau akan memilihnya sebagai istrimu.”

“Ne…. aku menyukai yeoja seperti itu, aku memimpikan memiliki yeoja seperti itu untuk menjadi istriku, namun ternyata tuhan memberikanku takdir yang lebih indah dari impianku. Aku mencintai yeoja seperti Lee Haerin sekarang, dan sangat bersyukur tuhan menakdirkanku dengannya.”

“Jinja?” Haerin langsung tersenyum mendengar jawaban suaminya.

“Ne…” Ryeowook bangkit lalu pindah ke sebelah Haerin dan memeluknya hangat. Haerin membalas pelukannya menenggelamkan kepalanya di dada bidang Ryeowook, tidak peduli suaminya akan mengejeknya karena sikap manjanya, yang dia inginkan hanya memeluk suaminya saat ini.

“Kau haerin? Bukan yeoja lain yang merasuki istriku kan? Kenapa istriku jadi manis begini? Kkkk”

“Aigoo oppa…” Haerin memukul dada Ryeowook geram karena sudah merusak suasana. Ryeowook langsung mengeratkan pelukannya pada Haerin dan mencium keningnya.

“saranghae..” ucap Ryeowook

“Oppa……. aish..”

“Saranghae..” balas Ryeowook

“kau mau mengerjaiku, eo?”

“Saranghae….” Ryeowook tetap menjawab seperti itu lalu mengecup bibir istrinya sekilas.

“Nado..” jawab Haerin tersenyum, lalu memutuskan untuk memejamkan matanya tertidur di pelukan suaminya.

*********

“Chagiya… sudah bangun?” Ryeowook sedang duduk di meja ruang makan bersama imonya yang sedang memangku anaknya.

“Ne.. mian yeobo.. aku terlalu nyenyak tadi malam.” Jawab Haerin dengan wajah agak menyesal.

“Ne….. terlalu nyenyak sampai kau tidak tahu bahwa anakmu sudah bangun.” Jung imo menanggapi.

“gwencana chagiya… sini, duduk di sampingku J” Ryeowook menepuk kursi di sebelahnya.

“Aniya.. biar aku buat sarapanmu dulu..”

“Tidak usah.. Yunri sudah membuatkan sarapan untuk kita. Lagi pula aku tahu kau tidak pernah masak, selalu keponakanku atau pembantu yang masak untukmu.” Lagi-lagi Jung imo menanggapi.

“Mian imo…. sini imo, biar aku susui anakku dulu.” Haerin mengambil Baby Yeo dari pangkuan Jung Imo lalu beranjak ke kamar.

“Makanan sudah siap……” Yunri datang dari dapur dengan membawa sandwich dan bubur untuk sarapan lalu meletakkannya di meja.

“Waaaah… enak sekali sayang.. putri eomma memang calon istri yang baik, sudah seharusnya seorang istri tahu bagaimana cara melayani suami, suamimu pasti akan sangat bahagia nanti.” Jung imo sedikit mengeraskan suaranya, haerin yang mendengarnya hanya bisa menghela nafas dan mempercepat langkahnya ke kamar.

“Yeorie ya…. kita minum dulu ya…” ucapnya pada putrinya sambil menyusui. Samar-samar terdengar olehnya gelak tawa 3 orang keluarga yang sepertinya seru sekali bercerita, suaminya bahkan tidak menunggunya untuk sarapan bersama.

“Yeorie appa sepertinya senang sekali ya nak.. kenapa eomma merasa sesak di dada eomma ya?” ucapnya lalu mencium pipi yeo yang sedang asik menyusu.

‘eomma… jangan cedih.. nanti yeo pipisin nenek itu’ a.yeo memandang wajah eommanya kemudian kembali asik dengan susunya. Haerin berusaha memperbaiki suasana hatinya saat mendengar suara pintu kamar terbuka.

“Chagiya.. kau tidak sarapan? Kau harus coba sandwich buatan Yunri, enak loh..” tanya Ryeowook tersenyum sambil mengelus rambut istrinya sayang.

“Geurae? Nanti aku makan.. Yeo belum mau berhenti nyusu. Aku nanti makan saja sendiri,, gwencana..”

“aku ingin menemanimu makan, tapi aku harus berangkat sayang, ada recording jam 9. Gwencana?” Ryeowook terdengar menyesal dalam pernyataannya.

“Ne, gwencana.. J mandilah..”

“Ne… Yeo jangan buat eomma kelaparan, ne?” ucapnya lalu mencium pipi kepala anaknya yang seang menyusu.

‘aigoo appa… yeo tidak senakal itu.. sana mandi, appa bau..’

“Yeo.. hari ini eomma mau bawa yeori jalan-jalan dengan teman eomma. Yeo mau?” Yeo terlihat tersenyum menunjukkan gigi kecilnya.

************

“Kami pulang……” Haerin memasuki apartemen sambil menggendong Yeorie yang sudah mengantuk karena kelelahan.

“Kemana orang-orang? Hanya kita berdua ya?” Haerin berjalan menuju ke kamar sambil melihat-lihat sekitar apartemennya.

‘mungkin nenek jelek itu udah pulang ma.. yeeeeeeeeeeee’ ataaatataa.. nyaa.. yeo mengoceh seperti menanggapi apa yang eommanya bilang

“Apa nak? Kkkk anak eomma lucunya….. makanya cepat bisa bicara biar kita bisa mengobrol bersama nak..” Haerin meletakkan Yeo di atas tempat tidur lalu membuka sepatu dan baju yeo.

“Mandi, setelah itu tidur, ne?” Haerin menyiapkan air mandi untuk anaknya di kamar mandi, sementara putrinya meraih tas eommanya dan mulai membongkar-bongkar.

“Aigoo yeorie kim.. kenapa dibongkar? Kajja mandi dulu putri kesayangan eomma…” Haerin menggendong Yeo ke kamar mandi. Setelah memandikan dan menidurkan yeori, Haerin keluar kamar untuk mengambil minuman di kulkas, dilihatnya Jung Imo sedang duduk di ruang tv sambil menonton drama.

“Imo… J aku tidak melihat imo dari tadi.” Haerin mengambil minuman dari kulkas kemudian memutuskan duduk di samping Jung imo untuk berusaha lebih akrab dengan imo kesayangan suaminya itu.

“Imo ketiduran tadi. Kau jalan-jalan ke mana saja tadi?”tanya Jung Imo tanpa mengganti fokusnya pada televisi.

“Tadi aku membawa Yeori bertemu temanku lalu mengajaknya ke taman dan ke museum teddy.” Jawab Haerin tersenyum.,

“Oh.. geuraeyo. Baguslah.. anak-anak memang perlu dibawa jalan-jalan.” Jung Imo menanggapi tetap dengan fokus yang sama. Haerin meminum jus jeruk yang ada di tangannya, dan tiba-tiba dia tersedak melihat sesuatu yang janggal terpampang di meja kecil di samping televisinya, juga ada di meja di samping sofa ruang keluaranya. Terdapat bingkai yang berisikan foto Ryeowook dan Yunri di masing-masing meja tersebut. Bingkai yang ada di sebelah televisi berisikan foto Yunri dan Ryeowook yang sedang membentuk love sign sambil saling merangkul pinggang masing-masing dan tersenyum senang, sementara bingkai yang satunya menampilkan foto Ryeowook yang sedang menggendong Yunri sambil tertawa di pantai. Detik itu juga dada Haerin terasa sesak.

“Imo ya… aku sangat menghargaimu sebagai keluarga dari suamiku, kalian bisa tertawa bersama tanpaku, kau bisa mengkritikku habis-habisan di hadapan suamiku, tapi jebal, hargai aku sebagai istri dari keponakanmu. Neo.. tidak berhak meletakkan foto-foto itu di apartemenku. Aku merasa terganggu.” Haerin berusahan menahan amarahnya.

“Apartemenmu?” Kali ini Jung imo mengubah fokusnya pada Haerin.

“mian Haerin ah… kalau aku tidak salah, ini adalah apartemen milik keponakanku, dialah yang membeli tempat ini. Jadi kau, tidak berhak melarangku sama sekali. Wae? Kau tidak suka? Ini adalah hal yang sudah sewajarnya aku lakukan dari dulu, melindungi keponakanku dari perjodohan bodoh yang dilakukan oleh sepupuku terhadap anaknya hanya karena tidak mau berpisah dengan sahabatnya. Kau tidak tahu betapa terlukanya Yunriku karenamu? Karena itu aku dan anakku tidak datang pada pernikahan kalian karena alasan Yunri harus pergi keluar negeri. Ryeowook dan Yunri saling menyukai, aku tahu itu, Yunri tidak berani mengungkapkannya karena dia takut Ryeowook menolaknya dan menunggu Ryeowook menyatakannya pada saat yang tepat, tapi.. kau yeoja berantakan yang sudah tiba-tiba hadir di tengah kebahagiaan anak-anak kesayanganku. Kau pikir kau pantas? Kau hanya berhasil memilikinya karena keponakanku tidak bisa menolak hal yang bisa membahagiakan eommanya. Saat aku tahu yeojanya adalah kau, aku benar-benar kecewa. Eonniku lebih memilih yeoja tidak berguna sepertimu dibandingkan anakku yang sempurna. Sungguh menjengkelkan.” Jung imo memaparkan dengan nada yang begitu melecehkan Haerin, menganggap Haerin tidak ada gunanya.

“Kau sudah selesai Nyonya Jung? Ne, kau benar, aku memang berantakan dan tidak pantas untuk artis terkenal seperti Ryeowook, bahkan Ryeowook pernah hampir malu karena aku. Anakmu begitu sempurna, geundae.. mianhae.. aku jauh lebih menarik perhatian dan lebih bisa menyenangkan eomma kim.. aku dan Ryeowook sudah ditakdirkan untuk bersama, itu sudah kehendak tuhan, seharusnya kau bisa menerima kenyataan ini, kau mengatakan semua itu seperti orang yang tidak pernah diajarkan pendidikan agama oleh keluargamu. Apa kau tidak malu, eo?” tiba-tiba sebuah tamparan melayang di pipi Haerin. Haerin langsung memegangi pipinya yang terasa sangat sakit, menahan air matanya agar tidak menetes, dia tidak mau terlihat lemah.

“Neo… yeoja babo.. jaga bicaramu. Kau lihat saja, siapa yang sebenarnya akan dipilih oleh Ryeowook. Aku akan membuat anak-anak kesayanganku kembali bahagia, dan aku pastikan Ryeowook mendapatkan istri yang pantas. ANAKKU!!”

“Ne… coba saja.. coba semampumu. Aku tidak perlu membuang energi, karena aku tahu siapa yang akan memenangkan hati suamiku.”

“cih… jangan terlalu percaya diri bocah ingusan, kau tahu, sekarang Ryeowook sedang menemani anakku pergi ke tepi sungai Han.. mereka akan memperbaiki hubugan mereka. Bahkan dia tidak mengajak dan memberi tahumu kan?” Tanya Jung imo dengan nada sombong.

“Aniya.. tidak mungkin. Suamiku bukan namja seperti itu.” Haerin bangkit dari sofa ingin meninggalkan Jung Imo saat tiba-tiba pintu apartemen terbuka.

“Kami pulang…..” Ucap Ryeowook dan Yunri bersamaan.

“Kau lihat? Persiapkan dirimu Haerin ssi..” ucap Jung imo sombong lalu berjalan ke arah pintu untuk menyambut anak-anak kesayangannya. Haerin sudah tidak tahan lagi, diraihnya kedua bingkai yang terpajang di ruang keluarganya dan membantingnya ke lantai sekuat mungkin hingga kacanya pecah berantakan untuk melampiaskan amarahnya.

“HAERIN!! Apa yang kau lakukan, eo??!!” Ryeowook yang kaget mendengar suara kaca pecah dari ruang keluarganya langsung menghampiri ke ruangan tersebut, dilihatnya Haerin bersiap akan membanting bingkai ke dua. Haerin yang tidak peduli lalu membanting bingkai tersebut lalu segera berjalan ke kamar tanpa memperdulikan kakinya terkena beberapa pecahan kaca, dia memasuki kamar lalu membanting pintu membuat sang putri kaget dan menangis. Dia merasa bersalah pada putrinya lalu segera memeluk putrinya berusaha menidurkannya lagi dengan air matanya yang mengalir. Ryeowook yang terbawa emosi lalu menghampiri Haerin ke kamar. Sementara Yunri hanya bisa memandangnya hilang di balik pintu.

“Eomma ada apa?” tanyanya bingung.

“Tidak ada apa-apa sayang.. oppamu akan tahu siapa istrinya, dia menunjukkan wujud aslinya sekarang.” Jawab Jung imo santai.

“Neo michyeoso?! Kau benar-benar tidak berubah Haerin ah.. kau tetap tidak terkontrol dan seperti anak tk!! Wae? Kau tidak suka keluargaku datang ke sini?”

“Ne… aku tidak suka. Aku benci pada imomu. Dan aku benci kau membohongiku. Jangan berteriak karena anakku sedang tidur.” Jawab Haerin tanpa sedikitpun melihat ke arah suaminya.

“Membohongimu? Kapan? Dan kenapa kau bertindak buruk pada Imo? Eo?” Ryeowook berusaha meredam suaranya tidak ingin putrinya terganggu.

“menyenangkan kencan ke sungai Han bersama orang yang dulu kau cintai Ryeowook ssi?” Haerin kini memandang tajam ke arah suaminya dengan air mata yang terus mengalir.

“k…kau… ini tidak seperti itu. Ne, aku memang ke sungai han, aku hanya pergi menemani adikku, apa yang salah dengan itu, eo? Kau jangan berlebihan.”

“Aku berlebihan? Jung imo sialanmu itu yang berlebihan. Tidak bisa menerima takdir.”

“ya!! Jaga bicaramu. Yang kau hina adalah keluargaku Haerin.”

“Dan tidak apa-apa ketika keluargamu menghinaku, begitu?!”

“Apa maumu?” Ryeowook berusaha meredam emosinya yang sudah di ubun-ubun.

“Usir mereka dari rumah.. atau..”

“Atau apa? Ini apartemenku dan mereka keluargaku, mereka baik-baik datang ke sini untuk mengunjungi kita.”

“Geuraeyo? Baiklah. Aku yang keluar dari apartemenmu ini.” Haerin segera meraih kunci mobilnya lalu menggendong Yeorie dan melangkah keluar dari kamar dengan air mata yang masih mengalir.beberapa tetes darah yang berasal dari kakinya yang terluka akibat pecahan kaca bingkai yang dia banting.

“Ya!! Kau mau ke mana, eo? Haerin ah!!” Haerin terus saja melangkah keluar tanpa menghiraukan siapa-siapapun lagi. Ryeowook berusaha mengejarnya, namun Yunri menahan tangannya.

“Oppa.. kendalikan dulu emosimu. Mengejarnya malah akan menambah masalah.”

“Sudahlah Ryeowook… setidaknya kau tahu seperti apa sifat asli istrimu. Istirahatlah, tenangkan pikiranmu.” Jung imo memegang pundak keponakannya berusaha menenangkan.

***********

Ryeowook terus membolak-balikkan tubuhnya di atas tempat tidur, dia merasa gelisah. Pikirannya tidak bisa terlepas dari Haerin. Rasanya aneh tidur tanpa menatap wajah istrinya terlebih dahulu. Bercak darah yang ada di lantai kamarnya semakin membuat pikirannya kacau. ‘di mana dia sekarang? Apa dia kembali ke rumah eommanya? Bagaimana keadaan kakinya? Apa kakinya terluka parah? Apa yang membuatnya marah sampai seperti itu?’ pertanyaan-pertanyaan itu terus muncul di pikirannya. Dia menyingkirkan selimutnya lalu duduk dan meraih ponselnya. Tangannya dengan lihai menemukan nomor kontak ‘nae geongju’ di ponselnya, ibu jarinya terasa berat menyentuh tanda call di layar ponselnya. Setelah menghela nafas panjang akhirnya dia menekan tanda call pada layar ponselnya, namun segera memutuskan kembali panggilan keluar tersebut. Dia membanting ponselnya ke tempat tidur lalu memijat keningnya sendiri.

Suara alarm ponsel membangunkan Ryeowook dari tidurnya, dia membuka mata berharap kejadian kemarin hanya mimpi, perkataan Haerin kemarin masih membuatnya kesal, namun dia tidak bisa membohongi hati dan pikirannya sendiri. Sebagian dari dirinya percaya, Haerin tidak akan melakukan itu kalau tidak ada sebabnya. Dia tidak bisa membohongi hatinya, dia merindukan istri dan anaknya saat ini.  Setelah mencuci wajahnya dia memutuskan pergi ke dapur untuk membuat segelas kopi atau paling tidak menikmati kopi buatan adiknya, Yunri.

“Oppa.. kita minum kopi bersama?” sapa Yunri yang sedang membuat dua cangkir kopi untuknya dan Ryeowook.

“Eo… aku tunggu di ruang keluarga ya.. aku ingin menonton berita pagi.” Ryeowook tersenyum menanggapi lalu pergi ke ruang keluarga. “semoga tidak kemanisan ya oppa..” Yunri meletakkannya di atas meja lalu duduk di samping Ryeowook.

“gomawoyo..” ucap Ryeowook lalu mengambil kopinya dan menyesap sedikit isinya.

“Oppa… kau masih ingatkan.. dulu kau selalu menraktirku es krim setiap aku akan ujian. Menyenangkan sekali. Aku seperti mendapat semangat untuk menghadapi ujian.”

“Ne… aku ingat, kau selalu takut menghadapi ujian, takut peringkatmu diambil oleh orang..”

“Tapi oppaku yang sekarang sudah tidak pernah mentraktirku lagi.”

“ne.. jarak kita terlalu jauh sekarang. Kau mau aku traktir es krim hari ini?”

“Aniya….  seseorang akan salah paham lagi padamu jika kau pergi denganku. Mianhae oppa.. Haerin jadi pergi dari rumah karena aku.”  Yunri menundukkan kepalanya.

“Mwo? Aniya…. aku yang salah karena tidak memberitahunya kita akan pergi ke sungai han.. kau tahu, Haerin sangat pencemburu, dia pasti akan meminta ikut dengan kita kalau aku mengatakan kita akan pergi ke sungai han. Dia tidak akan membiarkan aku berdua dengan yeoja lain walaupun itu adikku sendiri. Aku sudah lama tidak bertemu denganmu, aku hanya takut terlalu seru mengobrol denganmu sampai mengabaikannya. Aku takut dia merasa terabaikan karena kita membicarakan masa lalu, seperti saat makan malam kemarin. Aku tidak mau menyakiti hatinya makanya aku tidak mengatakan padanya kalau kita pergi ke sungai han. Tapi aku lupa pada rencanaku sendiri dan malah memasuki rumah bersamamu.”

“aniya oppa… bukan hanya itu, ada hal lain yang membuatnya begitu marah kemarin.”

“mwo? Apa maksudmu?” tanya Ryeowook bingung.

“Changkaman…” Yunri bangkit dari sofa lalu pergi ke kamarnya. Setelah memastikan eommanya belum keluar dari kamar mandi, dia mengambil 2 lembar foto yang ada di dalam lemari eommanya lalu kembali duduk bersama Ryeowook.

“Ini Oppa.. eomma melarangku mengatakannya padamu, tapi aku tidak bisa.” Yunri menyerahkan 2 lembar foto kepada Ryeowook. Ryeowook melihat foto tersebut dan seketika itu ekspresi wajahnya langsung berubah.

“Apa maksud foto ini? Jelaskan padaku.”

“Kau mungkin masih ingat betapa dekatnya kita dulu, dan kau tahu persis betapa eomma sangat menyukaimu oppa. dia merasa kita begitu serasi, dan ingin kita bisa bersama. Kebersamaan kita juga membuat hatiku menganggapmu lebih dari sekedar oppa untukku saat itu. Eomma ingin kita menikah, namun ternyata sudah ada Haerin. Itu juga sebabnya kenapa kami tidak datang ke pernikahanmu. Kau tahu, eomma tidak menyukai Haerin. Itu sebabnya dia terlalu banyak mengkritik Haerin di depanmu, apa kau tidak menyadarinya? Oppa aku begitu menyayangimu, tapi tidak mau membuat orang lain terluka, aku sudah meminta eomma untuk berhenti, tapi yang terjadi eomma malah berbuat lebih jauh. Eomma tidak mengizinkanku menceritakan padamu. Geundae kau harus tahu. Eomma meletakkan bingkai foto kita ini di ruangan ini, agar Haerin tahu betapa serasinya kita dulu, mungkin karena itu Haerin begitu marah. Mianhae oppa..”

“Jung Imo melakukan itu? Kau serius? Imo tidak mungkn setega itu.”

“Ne…. aku melakukan itu Ryeowook. Bukan hanya meletakkan foto, tapi juga menceritakan padanya bagaimana dia dengan jahatnya merebutmu dari Yunri. Aku juga mengatak padanya betapa buruknya dia dan dia tidak pantas untukmu, dia hanya menjadi bebanmu nak. Yunri ya… kenapa kau tidak pernah mau menuruti eomma, eo?”

“jadi begitu.. imo, aku mencintai Haerin. Aku percaya Haerin bukanlah orang yang seperti itu, dia tidak akan marah jika tidak ada sebabnya. aku yakin eomma memilihkannya untukku bukan semata- mata karena Haerin adalah anak sahabatnya, tapi karena Haerin memang gadis yang baik. Eommaku tidak akan mungkin salah dalam memilihkan wanita untuk putra semata wayangnya. Mian karena aku tidak bisa menikahi Yunri. Aku menganggap Yunri sebagai adikku, adik kandungku. Mohon mengertilah.”

“Aniya.. kau mencintainya. Imo bisa merasakan itu. Dibandingkan dengan Haerin bocah ingusan itu, Yunri jauh lebih baik dan lebih bisa membuatmu bahagia, Haeirn tidak bisa jadi istri yang baik buatmu nak.. buka matamu. Dia hanya yeoja tidak berguna yang tidak punya sopan santun.”

“Eomma….!!”

“Yeoja yang imo katakan tidak berguna itu adalah istriku. Aku mencintainya, dan tidak butuh pendapat imo untuk itu. Aku sudah berjanji padanya tidak akan pernah membuatnya menangis lagi, tapi berkat imo, aku kembali melukai hatinya. Gamsahamnida imo. Aku harap imo puas setelah melakukan ini padanya. Aku akan menyuruh supir mengantar imo dan Yunri ke bandara siang ini, mian aku tidak bisa mengantar kalian. Yunri ya.. gomawo karena sudah memberi tahuku kebenarannya, kabari aku kalau kalian sudah sampai nanti.”

“Ya!! Kau mengusirku nak? Aku imomu, imo kesayanganmu. Gara-gara yeoja itu kau bersikap tidak sopan begini padaku?” Ryeowook tidak menghiraukan apapun yang nyonya Jung katakan, dia segera berjalan ke kamarnya dan mengunci pintu.

“Sudahlah eomma… jangan begini lagi.. jebal… ini hanya akan menyakitiku dan membuatku malu.” Yunri memohon kepada eommanya, menatap eommanya dengan tulus.

“Baboya.” Ucap eommanya singkat lalu segera meninggalkannya dan kembali ke kamar.

***********

“Ryeowookie.. kajja masuk nak J” Nyonya Lee membawa menantunya ke ruang keluarga.

“Duduklah…”

“Ne eomma gamsahamnida.. mian eomma.. aku tiba-tiba datang ke sini.” Kata Ryeowook sedikit sungkan. Dia sangat khawatir mertuanya akan mengusirnya karena sudah membuat putri kesayangannya terluka.

“kau mau menjemput Haerin ya? Haerin masih belum mau keluar dari kamar. Dia terus menyendiri. Dia sudah menceritakannya pada eomma, tapi dia meminta eomma agar tidak mengadukanmu pada eommamu. Dia tidak mau hubungan Jung dan eommamu jadi berantakan karena kejadian ini.”

“Ne eomma… ini semua salahku. Aku tidak bisa menempatkan diriku pada posisi yang benar saat mereka ada di rumah kami. Aku dan Jung imo sangat dekat sejak aku baru lahir, begitu juga Yunri. aku terbawa emosi kemarin. Aku… sudah melukai hati Haerin.. mianhae eomma.. aku benar-benar menyesal. Aku harap eomma mau memaafkanku.” Ryeowook bangkit dari sofa lalu berlutut di hadapan mertuanya.

“Mianhae.. eomma.. aku benar-benar menyesal dan tidak akan mengulangi kesalahanku ini lagi. Mianhae eomma..” ucapnya lalu menundukkan kepalanya.

“Nak.. jangan bagini.. sudah, eomma sudah memaafkanmu. Setiap pernikahan pasti ada cobaannya, semua itu untuk menempa cinta kalian agar selalu kuat walau badai sekuat apapun menerpa. Jangan berlutut lagi.kajja duduk di sofa lagi.”

“Gamsahamnida eomma.. aku berjanji. Kali ini akan benar-benar memegang janjiku.”

“Ne eomma percaya nak.”

“Boleh aku bertemu dengan Haerin? Aku harus menjelaskan semuanya dan meminta maaf.”

“hmmh.. itulah masalahnya nak. Istrimu tidak mau keluar kamar. Bahkan makan pun diantar pembantu ke kamarnya. Dia mengurung diri terus. Cobalah membujuknya.. mungkin dengan mendengar suaramu dia akan luluh.”

“Ne eomma… aku ke kamar Haerin dulu ya ma..semoga saja dia mau memaafkanku.”

“Ne..” Ryeowook berjalan menuju lantai 2, tempat di mana istrinya sedang mengurung diri. Terdapat tulisan ‘jangan ganggu’ yang ditulis di selembar kertas dan di tempel di pintu kamarnya. Ryeowook menghela nafas panjang, ada perasaan takut hadir di dalam hatinya. Akhirnya setelah menghela nafas sekali lagi, dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar Haerin. Haerin saat ini sedang mengajarkan anaknya cara bertepuk tangan, dia banyak menghabiskan waktu dengan anaknya untuk mengusir rasa kesal yang masih saja tinggal di dalam hatinya. Hatinya begitu sakit melihat suaminya lebih memihak kepada orang yg telah menyakiti hatinya, terlebih lagi suaminya tega membohonginya. Karena tidak mendapat respon dari dalam, Ryeowook mencoba mengetuk pintu lagi.

“Aish… siapa sih.. mengganggu kita aja ya nak.. Nugu??” Ryeowook tidak menjawab, takut Haerin tidak mau membuka pintunya jika tahu bahwa dialah yang sedang berdiri di depan pintu. Ryeowook kembali mengtuk pintu, berharap pemilik kamar mau membukakan pintu untuknya.

“Aigoo……. sayang..changkaman..”Haerin mencium pipi anaknya lalu berjalan ke pintu, dan membuka kamarnya dengan kesal.

“wae? Kau?” Haerin ingin menutup pintunya lagi namun ditahan oleh Ryeowook.

‘Appa?? Mansaeeeeeee..’ Yeorie sepertinya senang sekali melihat appanya di depan pintu, dia mengoceh nyanyanya..sementara appanya dan eommanya sedang berebut pintu.

“Wae?? Aku mau menutup pintu, jangan ditahan begini..”

“Aniya…. kau harus mendengarkan penjelasanku dulu sayang..”

“ANDWAE!! KAU PENIPU!!” Haerin menarik paksa pintunya hingga tertutup.

‘yeeeeeey…. eomma menang…. =D’ si kecil yeo tertawa kecil sambil menepuk tangannya, sepertinya senang melihat eommanya bermain rebutan pintu.

“AAAAA… Aigoo.. aphaaa….. aigoo.. jariku patah… sakit….Tuhan.. jariku putus..” Ryeowook berteriak di depan pintu, seperti orang yang sangat kesakitan. Haerin membulatkan matanya kaget, lalu segera membuka pintu.

“Oppa… aigooo.. yang mana yang putus? Atau patah? Wae? Aigoo.. kau sih..” Haerin langsung mengambil tangan Ryeowook dan melihat keadaan jarinya.

“Ige.. aigoo… jangan keras-keras memegangnya.. neoumu apha..” Ryeowook terus menunjukkan raut wajah kesakitan.

“Aigoo oppa mianhae.. kajja kajja biar aku obati. Kau sih.. jeongmal babonya..” Haerin membawa Ryeowook masuk ke kamarnya, Ryeowook tersenyum di belakang Haerin, tidak menyangka istrinya semudah itu ditipu.

“Sini biar aku lihat..” Haerin mengambil perban lalu duduk di samping suaminya. Dia meraih tangan suaminya untuk diobati, dengan Ryeowook yang masih saja berpura-pura meringis kesakitan.  Saat Haerin memegang jari Ryeowook untuk diperiksa, Ryeowook menarik tangan Haerin dengan tangannya yang lain hingga Haerin jatuh ke dalam pelukannya, lalu memeluknya sangat erat.

“Ya!!!!! Kau menipuku eo? Kau tidak terjepit ya? Lepaskan aku!!!!” Haerin memberontak minta Ryeowook melepaskannya.

‘ckckck… hah… appa dan eomma ini.. selalu begini. Eh.. gigit-gigitan yeo.. yeee…’ Yeorie mengambil ponsel appanya tanpa ada yang tahu, lalu berguling ke sisi lain tempat tidur sambil menggigiti ponsel mahal milik appanya.

“Aniya… kau tidak tahu apa betapa rindunya aku tidak memelukmu satu malaman, eo?” Ryeowook tersenyum jahil dan tetap memeluk Haerin dengan erat.

“Aigoo… namja tengik. Lepaskan aku. Aku masih marah, kau tahu? Aish…”

“Aniya… kau harus mendengarkanku. Chagiya mianhae… aku sudah salah sangka padamu, aku sudah menipumu karena tidak mengatakan padamu aku pergi ke sungai Han, aku hanya takut kau merasa dicueki jika ikut dengan kami, kau bukan gangguan, aku sangat senang kau ikut agar bisa lebih dekat dengan adikku, tp setelah aku pikir-pikir, lebih baik aku mengajakmu lagi nanti, aku ingin hanya berdua denganmu di sungaiHan, aku ingin berkencan denganmu. Kalau kita sudah pergi bertiga ke sana, tentu pergi kencan ke sana lagi tidak seru lagi.. mianhae ya sayang…”

“Aku tidak peduli. Lepaskan aku.”

“Dan satu lagi sayang…. aku sudah menyuruh imo dan Yunri pulang. Dia marah sekali saat aku suruh pulang tadi. Tapi aku tetap mengirimnya pulang.”

“Jinjayo?” Ryeowook kini mengendurkan pelukannya, lalu memegang kedua bahu Haerin.

“Ne… tadi pagi Yunri menceritakan selengkapnya padaku, aku jadi sangat kesal pada imo lalu menyuruhnya pulang agar bisa membawa tuan putriku pulang J”

“Geurae? Ahahaahhaha.. rasakan itu nenek lampir.. kemenangan akan berpihak kepada orang yang baik.”

“Chagiya… nenek lampir yang kau sebut itu adalah imoku, kau sadar?” Ryeowook memasang wajah kesal mendengar sumpah serapah Haerin terhadap imonya.

“Ya!! Kau masih membelanya?? Keluar sekarang juga dar..hmmpp..” Ucapan Haerin tiba-tiba terhenti karena Ryewook tiba-tiba menciumnya. Haerin kaget, namun beberapa saat kemudian dia memejamkan matanya, sejujurnya dia sangat merindukan ciuman suaminya. Keduanya terbuai dengan nuansa romantis yang tercipta hingga tiba-tiba… ‘Praaaaank….’ Ryeowook terkaget lalu segera melihat ke sumber suara. Dia terdiam melihat ponselnya berserakan di lantai hingga case pelindungnya terlepas.

“AIGOOOOO KIM YEORIEE!!!!!!!” dia segera memungut ponselnya dengan wajah yang sulit diartikan. Si kecil Yeorie tertawa riang sambil menepuk tangannya.

“Aigoo anak eomma…. gomawoyo… hahahhaha…” Haerin memeluk anaknya lalu mencium pipi Yeorie gemas.

“Kalian eomma dan anak sama saja. Terima pembalasan appa… yaaaaaat…” Ryeowook segera melompat ke tempat tidur dan menggelitiki kedua yeoja kesayangannya itu hingga mereka tertawa kelelahan.

*************

“Hyung……. kau yakin kita bisa melakukannya?” Minho terlihat sangat fokus pada satu titik di lantai.

“Molla…. anak ini bukan anak biasa.. dia anak monster kim Haerin..” Yesung pun memandang pada titik yang sama. Mereka tidak sedang dalam misi khusus,, mereka sedang berjuang untuk sesuatu yang berharga, Iphone 6s + milik Yesung yang sedang digigit-gigit dan dihisap oleh Yeorie. Haerin dan Ryeowook menitipkan Yeorie di dorm karena ingin pergi berkencan ke sungai Han untuk memperbaiki hubungan mereka, Minho sedang mampir ke dorm Super Junior saat Yeorie datang. Mereka terlalu asik main game hingga tidak sadar naluri Yeorie yang mengenali barang mahal sedang berfungsi. Yeorie merangkak mengambil ponsel Yesung yang terletak di sampingnya, kemudian memasukkannya ke dalam mulutnya dan menggigitinya dengan asik hingga ponsel itu kini penuh liur, membuat pemiliknya menjerit histeris saat mengetahui ponselnya sudah dibawa kabur oleh bayi mungil yang sedang dititipkan padanya. Mereka saling menatap satu sama lain untuk memberi instruksi agar bisa menangkap Yeorie dengan aman.

“Hyung…. dalam hitungan ke tiga, hana.. dul.. set..” Mereka langsung menangkap Yeorie.

“Dapat!!!” teriak Minho. Namun yang terjadi berikutnya di luar dugaan. Ponsel dicampakkan begitu saja oleh Yeorie ke lantai membuat Yesung hampir pingsan..” YEORIE KIM!!!!!”

‘yeo mau pipis ahjuci.. nanti kotor mainannya kena pipis. Ah ajuci gak tau terima kasih ni udah yeo selamatin mainannya dari pipis yeo.. aish..’ Yeo memandang Yesung ahjusinya sambil menampakkan giginya yang baru tumbuh.

“Aigoo.. ahhahahah.. hyung mian… aku tidak bisa marah pada po

“DIAM KAU CHOI MINHO!!!.. aigoo iphoneku…” Yesung memungut ponselnya dengan sedih lalu segera mengamankannya ke kamar.

—–

“Yeobo.. tidak apa-apa kita menitipkan uri yeorie pada yesung oppa? dia kan sedang aktif-aktifnya..” Haerin menyandarkan kepalanya pada bahu Ryeowook yang sedang duduk di sampingnya di atas atap mobil mereka.

“Aniya… mereka sangat menyayagi Yeorie, mereka igin merasakan bagaimana rasanyamerawat Yeorie, jadi biar saja. Lagi pula anak kita sepertinya suka dengan para ahjusinya.”

“Geurae? Syukurlah kalau begitu.. kita jadi bisa berduaan, seperti baru menikah saja.. hihihi..” Haerin semakin erat memeluk lengan suaminya.

“Ne sayang… ngomong-ngomong.. bagaimana kalau kita buat anak yang kedua? pasti seru.” Ryeowook mengusulkan sambil menatap jauh ke arah sungai dan tersenyum.

“MWO? Andwae!!!!!”

“Hahahhaaha wae? supaya Yeorie punya teman sayang..” goda Ryeowook.

“Ne… kajja kita buat, tapi kau yang hamil, eotte?”

“Mwo? hahahahahahha..” Ryeowook merangkul Haerin gemas.

“Chagiya…..”

“Hm ne oppa?” Haerin mengambil minuman kalengnya dan menenggak sebagian isinya sambil menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

“Gomawo sudah menjadi bagian dari hidupku, dan memberikan Yeorie untukku. aku benar-benar bahagia.”

“Oppa.. aku juga bahagia, jadi jangan berterima kasih. ” Haerin mengganti fokusnya menatap suaminya. “Saranghae…” ucap Haerin tersenyum

“Nado….” Ryeowook tersenyum lalu mencium kening istrinya hangat.

-end-

Mian yaaaa kalau endingnya gaje.. mianhae mianhae.. otaknya sudah buntu sampai di sini.. semoga pada suka.. gomawo sudah membaca.. RCL Ditunggu ya.. ^^

 

Tinggalkan komentar

Filed under fanfiction

Tinggalkan komentar