Yesterday, Today and Tomorrow (Part 2)

Title       : Yesterday, Today and Tomorrow

Genre   : Romance

Length  : Part/ series

Rated    : 15

Cast       :

  • Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk
  • Kim Sungha
  • Lee Joon
  • Lee Donghae

Author  : Rinriza

Twitter : @Rinriza

Fb           : Riza Ramadhani Ef

Ff ini murni hasil pertapaan(?) author, kalo ada kesamaan cerita, author minta maaf, tapi ini murni hasil pertapaan (?) author.. Happy read and don’t forget to like and comment 😀 warning!! Typo bergentayangan, hihi.. Author sedang dalam  keadaan berantakan saat menyelesaikan ini.. happy read!!!! I hope you gals like it^^

Yeoja itu…. Kim Sungha…. Yeoja yang selalu ia sukai senyumnya, semangat hidupnya dan teriakannya. Kenapa ia menikah begitu cepat? Kenapa tidak mengatakan apapun? Joon marah, amat sangat marah pada dirinya sendiri yang tidak pernah berani mengungkapkan rasa cintanya pada yeoja yang telah menjadi sahabatnya 3 tahun terakhir ini. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mencari nomor kontak Sungha. Dengan ragu-ragu ia memencet tombol dial… namun segera ia putuskan. Dia merasa tidak kuat berbicara dengan gadis itu saat ini. Akhirnya ia putuskan mengirim pesan singkat pada Sungha. ‘Annyeong…. Temui aku di taman sakura besok sore. Kau harus menyempatkan waktumu, aku membawakan ole-ole dari Busan. Aku tidak mau dengar alasan apapun bebek jelek :P’ send. Joon menundukkan kepalanya sejenak meresapi rasa  sakit hatinya. Namun dia merasa ada sesuatu yang tidak beres di balik pernikahan mendadak Kim Sungha. Dia merasa harus mengetahui latar belakang pernikahan mendadak ini, dan kalau memang dugaannya benar, dia akan menolong Sungha meraih kebahagiaannya lagi.

****************

Hyukjae baru saja tiba di rumah, tepat jam makan malam. Hyukjae berjalan ke ruang makan untuk meminum segelas air sebelum pergi ke kamar untuk membersihkan diri. Langkahnya terhenti karena melihat istrinya menyantap makan malamnya tanpa selera sedikit pun, sesekali menegakkan kepalanya seperti menahan sesuatu kemudian kembali memasukkan makanan ke dalam mulutnya dengan paksa. Hyukjae menghela nafasnya berat, kamudian berjalan mendekati istrinya. Perlahan ia menarik kursi dan duduk di sebelah Sungha. Sungha yang menyadari itu langsung melap air matanya dan pura-pura makan. Hyukjae meraih tissue yang ada di meja lalu memberikannya pada Sungha, dengan ragu Sungha mengambil tissue tersebut lalu mengeringkan sisa air mata yang ada di wajahnya.

“Apa ini begitu sulit untukmu?” Tanya Hyukjae hati-hati namun lebih lembut, tidak datar seperti bagaimana ia biasanya berbicara pada yeojanya ini. Sungha menjawab dengan anggukan.

“Aku…. Aku tidak mau jadi putri yang dikurung dalam rumah. Kau memberiku fasilitas ini itu, aku tidak butuh, aku ingin kebebasanku. Berat rasanya menjalani pernikahan ini, ini tidak seperti keinginanku.” Ucap Sungha tanpa berani memandang ke arah suaminya. Ahjuma yang sadar akan situasi ini langsung pergi meninggalkan ruang makan tersebut tanpa disuruh..

“Sungha dengar… sekarang aku tanya padamu, apa aku melarangmu keluar rumah? Tidak kan? Silakan keluar rumah, asal jangan coba-coba bekerja, karena dimanapun itu aku akan tahu. Kau istriku, istri seorang CEO, kau tidak boleh bekerja. Pergilah bertemu teman-temanmu, ataupun mengunjungi mertua. Ah.. kau juga bisa main ke kantorku kalau kau mau.” Hyukjae tersenyum.

“Ke kantormu?” Tanya Sungha yang kini sudah berani menatap Hyukjae.

“Ne, kantorku. Kau kan istriku, kenapa tidak boleh?ya…. walaupun pernikahan kita sedikit ada paksaan, kau tetap berstatus istriku kan? Hanya kita yang tahu tentang pernikahan kita.” Jelas Hyukjae.

“Ne… tapi Hyukjae ssi.. kau belum menjawabku. Kenapa memilihku? Banyak yeoja lain yang lebih cantik di luar sana.”

“Kenapa ya…. Karena aku ingin kau mengingatku, aku ingin kau mengenaliku dan… hanya kau yang terpikir saat aku terdesak kemarin, karena kau adalah yeoja yang sering aku temui di kafe tempat aku dan donghae minum. Lagi pula aku tidak punya cukup teman yeoja untuk menipu orang tuaku, sahabat-sahabatku yang menolongku mengubahmu, orang tuaku mengenal mereka. Akan mudah diketahui jika aku berbohong. Pegawaiku di kantor? Sama saja. Yasudah jangan lagi banyak bertanya, palli habiskan makananmu, berjanjilah jangan menangis di depan makanan lagi.. perlahan kau akan terbiasa. Kita saling membutuhkan, remember?” Hyukjae tersenyum singkat.

“Ne….. ara…. Geundae… bisakah jangan bersikap terlalu kaku? Bukan kah sekarang kau suamiku walau kita menikah atas dasar saling menguntungkan.. setidaknya, bersikaplah seolah kita memang berteman.” Ucap Sungha agak ragu.

“AH…. Ne…. aku hanya belum terbiasa ada orang asing di hidupku. Lama-lama kau juga akan terbiasa denganku. Kajja makan, ahjuma sudah capek menyiapkan ini.” Hyukjae tersenyum singkat lalu mengambil makanan untuknya sendiri.

**********

Dengan ragu, Sungha memberanikan diri membuka pintu mobil. Jantungnya berdegup kencang layaknya pacuan kuda. Perlahan ia turun dari mobil dan berjalan menjauh, menyusuri setiap sisi taman mencari sesosok namja yang sejujurnya ia takut menemuinya namun sangat ingin memeluknya. Namja itu, Lee Joon duduk di sebuah bangku taman tempat di mana mereka sering mengobrol sepulang Sungha bekerja. Sebuah paper bag terduduk di samping namja itu. Lagi, jantung Sungha berpacu layaknya pacuan kuda. Air mata mendesak keluar, ingin rasanya berlari pada namja itu dan memeluknya erat menyalurkan segala kegundahan hati yang ia rasakan. Tidak, namja tersebut tidak boleh mengetahui keadaan hatinya sekarang. Sungha pun berusaha mengontrol diri dan memasang senyum termanisnya lalu berjalan mendekati Lee Joon.

“Oppa annyeong…” sapanya sambil tersenyum. Joon membalas senyumannya.

“Sudah datang J aku sudah menunggumu 15 menit di sini dan hampir pulang.” Canda Joon sambil tertawa.

“Aigoo Oppa…. Mianhae.. kau bilang membawakan ole-ole, mana? Dan kau tidak lupa menyampaikan salamku pada ahjusi kan?” Tanya Sungha yang kini duduk di samping Joon.

“Ne, tentu. Oh iya, ini untukmu. Semoga kau suka.” Joon tersenyum lalu menyerahkan paper bag yang ada di sebelahnya.

“Sungha… tidak ada yang ingin kau sampaikan padaku? Hm..permintaan maaf misalnya.” Ucap Joon. Sungha menundukkan kepalanya.

“Maafkan aku Oppa.. harusnya aku adalah orang pertama yang mengundangmu. Ini semua di luar dugaanku. Ini semua tiba-tiba. Aku bahkan masih tidak percaya semua ini bisa terjadi.” Ucap Sungha berusaha tersenyum.

“Namja itu… yang waktu itu aku temui di kafe?”

“Ne, Dia. Lee Hyukjae, suamiku sekarang. Orang tuaku butuh uang… dan entah dari mana dia mengetahui problem keluargaku dan entah atas dasar apa dia memilihku untuk dinikahi. Dia akan dijodohkan dengan yeoja yang tidak dia cintai, lalu membawaku bertemu orang tuanya dan sekarang kami menikah. Aku melakukan ini demi orang tuaku.” Sungha tertunduk.

“Bodoh. Kau tahu kan betapa bodohnya kau ini? Aku sahabatmu, aku bisa membantumu. Aku masih punya uang sungha.” Joon terlihat kesal, kentara dari nada bicaranya.

“Oppa… aku sudah terlalu banyak menyusahkanmu. Aku sudah bahagia kau menjadi sahabatku. Aku tidak mau menyusahkanmu lagi dengan beban keluargaku. Mianhae… mianhae karena aku tidak memberitahumu.” Sungha memberanikan diri menatap Joon. Joon terlihat memijat keningnya.

“Kau mengorbankan kebahagiaanmu Sungha.” Joon kini menatapnya.

“Oppa…percaya padaku. Hyukjae orang yang baik, dia berjanji akan membahagiakanku. Tapi tetap.. dia tidak sehebat sahabatku Joon Lee..” Sungha tersenyum setengah tertawa sambil menatap Joon.

“Aigoo…. Katakan padaku jika dia berani menyakitimu. Aku pasti akan menghajarnya.. atau sekurang-kurangnya menyulikmu dari rumahnya saat tengah malam. Hhahahahaha..” dan merekapun akhirnya tertawa bersama sambil membahas hal-hal lain yang mungkin terjadi dan hal-hal yang terjadi setelah sepekan mereka tidak bertemu.

“Sudah hampir jam 6, Hyukjae pulang sebentar lagi. Sebaiknya aku pulang.” Ucap Sungha sambil melihat arloji yang melingkar di lengannya.

“Ne, hati-hati. Salam untuk suamimu.”

“Ne Oppa, Annyeong…” Sungha sedikit membungkukkan badannya kemudian mereka berjalan kea rah mobil masing-masing. Joon hendak memasuki mobilnya namun terhenti karena tiba-tiba Sungha kembali memanggil dirinya dengan sedikit berteriak. Joon membalikkan tubuhnya melihat kea rah Sungha. Sungha langsung berlari ke arahnya dan memeluknya erat, terasa olehnya Sungha terisak di dalam pelukannya. Lagi.. jantungnya kembali berdetak keras. Dia tidak bisa membohongi dirinya, dia begitu mencintai yeoja ini. Sungha terisak tanpa suara. Joon mendekapnya hangat berharap yeoja dalam pelukannya bisa lebih tenang. Sungha bukanlah pembohong yang baik, Joon tahu ia tertekan dengan pernikahannya, dia tahu itu.

“Menangislah sepuasmu. Aku akan memelukmu sampai kau tenang.” Ucapnya sembari mengelus rambut yeoja yang dicintainya ini.

***********

Suara ketukan pintu membuyarkan konsentrasi Sungha yang sedang membaca novel di kamarnya. Dia segera menghampiri pintu dan membuka pintunya. Sosok Hyukjae yang sudah mengenakan piyama berdiri tepat di depan pintu.

“Kau sudah tidur? Boleh aku masuk?” Tanya Hyukjae.

“Aniya belum.ne, kajja masuk.” Sungha kembali berjalan ke dalam kamarnya diikuti Hyukjae yang lalu duduk di sofa.

“Aku hanya mau menyerahkan ini.” Hyukjae memberikan sebuah kotak berukuran sedang berwarna merah hati pada Sungha.

“Apa ini?”

“Buka saja.” Perintah Hyukjae Sungha membuka kotaknya lalu sedikit mengerutkan keningnya.

“Ponsel baru? Aigoo… hyuk ssi.. ini kan ponsel mahal..” Sungha terkejut. Dia bahkan tidak pernah berencana memakai ponsel mahal sekelas iphone.

“Gwencana.. kau kan istriku. Di dalam sudah ada ada nomor ponselku, eomma dan appaku, eomma dan appamu, nunaku, Donghae,supir pribadimu selebihnya aku tidak tahu siapa yang penting. Oiya… ada….. fotoku juga.” Kata-kata terakhir diucapkan Hyukjae agak malu-malu.

“ne? ah.. ne, tapi apa tidak berlebihan?”

“Aniya. Semoga kau suka. Kalau begitu aku keluar dulu.” Hyukjae bangkit dari duduknya dan berjalan menuju pintu. Gerakannya membuka knop pintu terhenti dengan panggilan Sungha.

“Hyuk ssi…”

“Ne?”

“Jeongmal gomawo..” Sungha tersenyum. Hyukjae membalas senyumnya lalu segera keluar dari kamar Sungha. Sungha tersenyum memandangi barang pemberian suaminya. Entah kenapa kesempatan bisa berbicara dengan Hyukjae bisa menyenangkan hatinya. Dia pun mulai membongkar apa yang ada di dalam ponsel barunya. Dia tersenyum melihat beberapa isi dari galeri fotonya. Hyukjae mengisinya dengan beberapa foto Hyukjae dan foto pernikahan mereka. Ia menggeser lagi layarnya dan sedikit terdiam melihat foto sebuah sekolah yang ada di ponselnya. Ini adalah foto sekolah di mana dia mengenyam pendidikan sekolah dasar. Ia menggeser screen lagi dan terlihat foto sebuah pohon besar di sebuah taman. Dia terdiam sejenak mencermati foto-foto itu.

“Apa maksud dari foto-foto ini?” pikirnya. Tempat itu tentu sangat familiar baginya. Tempat itu adalah saksi tempat ia pertama kali bisa berteman dengan orang lain dan pertama kali seorang bocah berani mencium pipinya saat ia masih kecil.

“Hyukjae ssi… apa maksudnya? Dari mana dia tahu tempat tinggalku dulu?” tanyanya dalam hati.

************

‘Kajja makan siang bersama di tempat biasa. Aku tunggu jam 1’ begitulah pesan yang diterima Sungha dari Joon. Dia bersyukur setidaknya Joon tetap ada untuknya walau dia kini sudah menikah. Tekadnya untuk melunasi hutang masih ia ingat sampai sekarang. Cintanya pada namja hangat itu belum bisa ia hilangkan. Sungha berjalan memasuki sebuah kafe tempat di mana dia dan Joon sering menyantap makan siang bersama. Seorang namja yang tidak lain adalah Joon melambaikan tangan ke arahnya memberi arahan agar dia menghampiri.

“Oppa sudah lama?” tanyanya ketika sudah duduk berhadapan dengan Joon.

“Ani, baru saja. Datang dengan siapa? Aku lihat kau sudah jarang berlari sekarang, hahahahaha..” Ucap Joon sambil menerima daftar menu.

“Ahahahaha ne… aku diantar supir. Hyukjae tidak mengizinkanku naik angkutan umum. Bahkan dia meminjamkan mobil sesuai dengan warna kesukaanku.” Jawab Sungha yang kemudian membaca menu. Hati Joon sedikit panas mendengarnya.

“Kau senang? Hidupmu sudah enak sekarang, kau jadi orang kaya.. waah… impian sahabatku ini terwujud.” Ucap Joon mencoba menutupi perasaannya.

“Hahahahaha.. oppa… kau ini. Tidak begitu. Tetap saja pernikahan itu sebaiknya dilaksanakan dengan orang yang kita cintai, dan aku…. Belum bisa mencintai dia, aniya.” Ucap Sungha sedikit menghela nafas, tanpa ia sadari perkataannya membuat Joon tersenyum.

Di sisi lain seorang namja terus memandangi ponselnya, ingin menekan tombol dial namun ragu.

“Apa perlu aku yang meneleponnya?” Tanya Donghae sambil menyantap makanannya.

“Aisshh…” Hyukjae menggeram kea rah Donghae.

“Mungkin dia sekarang sedang makan siang sambil menangis seperti yang kau ceritakan.. atau mungkin…. Dia sedang bersenang-senang.. apapun itu.. makananmu sudah nyaris dingin mr Lee. Palli makan..” Omel Donghae.

“Kau cerewet sekali. Baiklah, akan aku hubungi dia.” Akhirnya Hyukjae memberanikan diri menekan tombol dial.

“Yoboseyo..” jawab Sungha ketika nada panggil sudah beberapa kali terdengar.

“Yoboseyo… Sungha ssi… kau…kau sudah makan?” Tanya Hyukjae agak gugup namun berusaha menutupi membuat Donghae tersenyum melecehkan padanya.

“Ne, ini sedang makan. Kau?”

“Oh…. Tadinya aku mau mengajakmu makan siang bersama. Tapi sebenarnya aku juga sedang makan siang bersama Donghae.” Wajah Hyukjae tampak aagak kecewa.

“Aigoo.. mianhae.. harusnya katakan dari tadi.”

“Dengan siapa?”

“Joon oppa.” Deg. Tiba-tiba kekesalan menyelimuti hati Hyukjae.

“Oh.. yasudah, jangan pulang terlalu lama. Tunggu aku saat makan malam. Annyeong…” belum sempat Sungha menjawab dengan baik panggilan diputuskan.

“Eottoke? Biasa saja kan? Kau terlalu sulit hanya ingin berkata itu. Dasar payah.” Donghae melanjutkan makannya setelah mencibir sahabatnya.

“Diam. Habiskan saja makananmu.” Ucap Hyukjae lalu menyantap makanannya.

Sementara itu di tempat lain Sungha sedikit menatap aneh ke arah ponselnya.

“Dasar aneh.” Ucap SUngha.

“Nugu ? yang menghubungimu?” Tanya Joon penasaran.

“Suamiku. Namja aneh.” Suamiku. Mendengar Sungha menyebut Hyukjae dengan kata suamiku benar-benar menusuk hati Joon. Dia merasa Hyukjae tidak berhak mendapat gelar seperti itu. Sungha melanjutkan menyantap makanannya, Joon terus memperhatikan wajah gadis yang ada di hadapannya. Melihat gadis ini bersemangat makan adalah hal yang ingin ia lihat setiap hari. Joon reflex meenyeka pinggir bibir Sungha yang terkena saus mayo dengan ibu jarinya, membuat Sungha tersenyum malu.

“Mianhae Oppa… aku terlalu bersemangat.” Ucap sungha yang segera meraih tissue.

“Ne… gwencana. Kau sudah biasa seperti itu.” Jawab Joon tersenyum.

************

Hyukjae sudah duduk 30 menit di kursi meja makan dengan stelan pakaian rumahannya. Sesekali melihat ke arah jam.

“Keterlaluan. Sudah aku bilang makan malam di rumah. Ke mana yeoja ini?” Tepat saat Hyukjae akan menghubungi Sungha, suara istrinya itu terdengar.

“Aku pulang….. Ahjuma, Hyuk sudah pulang?” tanyanya. Suaranya terdengar senang membuat Hyukjae semakin kesal.

“Nona… aigoo.. mian.. kenapa nona terlambat pulang? Tuan muda sudah menunggu dari tadi di meja makan.”

“Mworago?? Ne ne… gamsahamnida ahjuma.” Sungha segera berlari menuju ruang makan, terlihat olehnya wajah suaminya yang memasang wajah datar sedang mengotak-atik ponselnya. Sungha berjalan mendekat, memasang wajah priatin dan merasa bersalahnya.

“Hyukjae ssi… mianhae… aku tidak bermaksud membuatmu menunggu. Sungguh… hanya saja tadi aku dan Joon…”

“Makanlah. Aku sudah lapar.” Hyukjae meletakkan ponselnya di atas meja lalu mengambil makanannya tanpa sedikit pun melihat ke arah Sungha. Hyukjae menyantap makannya dalam diam, tidak melihat sungha sedikit pun. Sungha memberanikan diri untuk duduk di hadapan Hyukjae dan ikut menyantap makanannya yang sudah disiapkan. Melihat suaminya hanya diam Sungha merasa semakin bersalah. Walaupun Hyukjae biasa tidak mengobrol dengannya, namun diam Hyukjae malam ini berbeda, dan Sungha benar-benar merasa tidak enak.

“Hyukjae ssi…. Mianhae.. jeongmal mianhae..” ucapnya sambil menunduk. Hyukjae menghentikan makannya lalu melatap kea rah Sungha.

“besok kosongkan jadwalmu. Aku ingin kau ikut denganku. Anggap saja malam ini aku yang terlalu rajin menunggumu.” Hyukjae menenggak air minumnya kemudian meraih ponselnya dan pergi meninggalkan ruang makan. Sungha meneteskan air matanya. Dia tidak pernah diperlakukan sedingin ini sebelumnya oleh siapapun. Dia merasa sangat bersalah, dia tidak menyangka kalau kelupaannya pada janjinya untuk makan malam bersama Hyukjae akan membuat Hyukjae semarah itu.

Sungha baru saja selesai membersihkan dirinya ketika ponselnya berdering. Sebuah pesan masuk dari Joon.

“Jangan tidur larut malam, kau butuh istirahat. Dan jangan lupa mimpikan aku 😀 jalja bebek jelek~~” Sungha tersenyum dengan matanya yang masih basah oleh air mata saat melihat pesan tersebut lalu membaringkan tubuhnya. Tiba-tiba ia teringat pada Hyukjae , lalu ia putuskan mengirimkan sebuah pesan singkat pada suaminya itu.

“Kau sudah tidur? Mian mengecewakanmu hari ini. Aku akan berusaha tidak mengulanginya. Jalja..” 5 menit.. 15 menit.. ponselnya tidak menunjukkan adanya tanda-tanda balasan pesan dari Hyukjae. Akhirnya dia memutuskan untuk memejamkan matanya. Baru saja dia akan tertidur, layar ponselnya menyala, menunjukkan sebuah gambar amplop kecil dan foto Hyukjae.

“ini sudah hampir tengah malam, harusnya kau sudah memejamkan matamu. Tidurlah.. J” Senyum terkembang di bibir Sungha. Dia merasa lega akhirnya Hyukjae membalas pesannya.

*************

“Kita mau ke mana? Kau tidak masuk kantor hari ini?” Tanya Sungha sambil memperhatikan jalan.

“Kau akan tahu nanti, jangan cerewet.” Jawab Hyukjae sambil memperhatikan layar datar yang bersandar di tangannya memperhatikan harga saham saham yang ia miliki di perusahaan lain.

“Aish.. menyebalkan.” Sungha mengerucutkan bibirnya sebal lalu memandang ke luar jendela mobil. Hyukjae sedikit tersenyum sambil terus memperhatikan layar iphonenya. Mobil terparkir di sebuah taman rumput di daerah perbukitan. Sungha tercengang ketika ia turun dari mobil lalu segera menghampiri Hyukjae.

“huaaaaaah… Gwanghwamun… masa kecilku….. Hyukjae ssi.. dari mana kau tahu aku menyukai tempat ini?” Tanya Sungha penasaran. Hyukjae tersenyum penuh arti.

“Banyak hal yang aku tahu tentangmu bahkan lebih dari orang lain. Sudahlah, kajja.” Ajak Hyukjae menarik tangan Sungha pergi ke taman belakang sekolah. Hyukjae tampak bersemangat hari ini, wajahnya begitu cerah, berbeda dari biasanya.

“Kau tidak ingin main ayunan? Aku akan mengayunmu sampai tinggi, supaya kau bisa menyentuh langit.” Ucap Hyukjae tersenyum. Sungha merasa tidak aneh dengan kata-kata Hyukjae, dia seakan kembali ke masa lalu.

“Hyukjae ssi.. kata-kata itu..” wajah Sungha tampak menyelidik.

“Wae? Kenapa dengan kata-kataku? Kajja naik ke ayunan.” Ajak Hyukjae lalu menarik tangan Sungha dan menyuruh Sungha duduk di ayunan tersebut.

“Pegangan yang erat.” Hyukjae mulai mengayunkan ayunan tersebut dan semakin lama ayunan berayun semakin tinggi. Sungha tertawa lepas, mereka berdua. Ayunan berhenti, Hyukjae kembali menarik tangan Sungha lalu berjongkok di hadapannya.

“Kajja naik. Aku bisa berlari lebih cepat dari kereta bawah tanah.” Sungha sedikit mengerutkan keningnya lalu naik ke punggung Hyukjae. Hyukjae berdiri lalu berlari membawa Sungha mengitari taman membuat Sungha menjerit histeris Karena takut terjatuh. Mereka tertawa lepas. Hyukjae menyerah dan akhirnya menurunkan Sungha dengan nafasnya yang terengah sambil tertawa-tawa.

“Hahahahahaha… dasar sok kuat.” Ejek Sungha, lalu mereka berdua berbaring di atas rumput di bawah sebuah pohon.

“Kau senang?” Tanya Hyukjae sambil mengalihkan kepalanya menghadap Sungha.

“Ne. jeongmal.. aku tidak menyangka kau juga bisa tertawa Hyukjae ssi..”

“Anggap saja hari ini aku sedang kerasukan setan.” Ucap Hyukjae sambil tersenyum. Mereka terdiam menikmati hembusan angin dengan pikiran masing-masing.

“bagaimana kalau kita makan es serut? Aku tahu di mana es serut yang enak di daerah ini.” Ajak Hyukjae yang kini sudah bangkit dari posisi tidurnya.

“Ne, kajja..” jawab Sungha semangat. Sungha berjalan menuju mobil mereka, namun Hyukjae menarik tangannya ke arah lain.

“Kita naik sepeda saja.” Ajaknya sambil tersenyum.

“Hyukjae.. kau bawa sepeda??” Sungha terkejut.

“Aku menyiapkan sepeda, bukan membawa sepeda. Kajja..” Hyukjae menaiki sepedanya dan menunggu Sungha duduk dengan nyaman di boncengan.

“Pegangan.” Hyuk mendayung sepeda tersebut dengan tangan Sungha melingkar di pinggangnya. Pikiran Sungha menerawang ke mana-mana.. Hyukjae memarkirkan sepedanya lalu menarik tangan Sungha memasuki kedai es serut tersebut. Hyukjae memilih meja di sudut belakang tempat di mana dulu Sungha juga sering duduk ketika masih kecil.

“Hyukjae ssi… neomu daebak.. kau tahu segalanya tentang kenanganku di tempat ini. Kau membuatku mengingat sesuatu yang sudah lama aku lupakan.”

“Oiya? Apa” Tanya Hyukjae sambil menyantap esnya.

“Rahasia. Hahahahahahaha” Sungha menjulurkan lidahnya lalu tertawa.

Langit senja mulai menampakkan diri, warna paduan jingga dan orange mulai terlukis di langit. Sungha sengaja membuka kaca jendela mobil, ingin merasakan tiupan angin di hari senja. Tiba-tiba ia rasakan sesuatu membebani bahunya, dia melihat ke arah bahunya lalu tersenyum melihat wajah tenang suaminya yang tengah tersandar di bahunya. Perlahan ia memperbaiki posisi kepada Hyukjae senyaman mungkin lalu kembali menikmati hembusan angin sore. Sungha kembali menutup kaca mobil ketika Hyukjae terbangun akibat ponselnya yang berdering.

“Yoboseyo.. nde.. ada apa? Aku sudah katakan untuk mengirimnya lewat email. Hubungi Donghae, aku sudah mempercayakan ini padanya. Ne..” Hyukjae kembali menyimpan ponselnya lalu melihat ke arah Sungha.

“Dari sekretarisku. Memintaku meng-acc rencana penjualan.” Jawab Hyukjae menanggapi wajah Sungha yang memasang wajah tanda Tanya. Sesampainya di rumah, Hyukjae turun dari mobil dan berjalan mendahului Sungha.

“Akhirnya kalian pulang pengantin baru yang berusaha menipu!!” Seru Nyonya Lee ketika melihat anak dan menantunya memasuki ruang keluarga, benar-benar membuat Hyuk dan Sungha terkejut.

To be continued..

Terlalu singkat di part ini? gapapa ya.. semoga suka.. jangan lupa like and comment ^^

2 Komentar

Filed under fanfiction

2 responses to “Yesterday, Today and Tomorrow (Part 2)

  1. kenangan yg kek gimana yg pernah ada dimasa lalu mpe hyukjae sebegitu detail nya mengingat semuanya. dan kenapa sungha gk inget sama sekali??
    pengantin baru yg berusaha menipu?? Lee eomma tau??

    • wajah hyukjae ceritanya jadi jauh makin cakep gt eon… trus kan bisa kan kita lupa sama temen kita waktu kecil, lama gak ketemu dan banyak perubahan.. gitu lah kira2 hahaaha

Tinggalkan komentar