Yesterday, Today and Tomorrow (part 1)

Title       : Yesterday, Today and Tomorrow

Genre   : Romance

Length  : Part/ series

Rated    : 15

Cast       :

  • Lee Hyukjae a.k.a Eunhyuk
  • Kim Sungha
  • Lee Joon
  • Lee Donghae

Author  : Rinriza

Twitter : @Rinriza

Fb           : Riza Ramadhani Ef

Ff ini murni hasil pertapaan(?) author, kalo ada kesamaan cerita, author minta maaf, tapi ini murni hasil pertapaan (?) author.. Happy read and don’t forget to like and comment 😀 warning!! Typo bergentayangan, hihi.. Author sedang dalam  keadaan berantakan saat menyelesaikan ini.. happy read!!!! I hope you gals like it^^

“Mian Tuan, ini dokumen rencana pemasaran bulan ini dan data nama-nama pemegang saham yang anda minta.” Ucap seorang yeoja kepada namja yang tengah fokus pada layar datar di hadapannya. Namja tersebut mengubah fokusnya pada dokumen yang diletakkan oleh yeoja yang tidak lain adalah sekretarisnya,  di atas meja.

“Gamsahamnida. Mengenai informasi yang aku minta asistenku mencarinya, sudah ada?” Tanya namja tersebut sambil memeriksa lembaran laporan yang berada di hadapannya.

“Ne tuan, sudah lengkap.”

“Baik, kalau begitu tolong panggilkan Donghae. Suruh dia menghadapku sekarang.” Lanjutnya sambil menandatangani beberapa dokumen.

“Ne tuan, saya permisi.” Setelah membungkukkan sedikit badannya, yeoja itu pun keluar dari ruangan.

Namja itu, Lee Hyukjae, seorang CEO perusahaan manufaktur yang cukup berpengaruh di Korea, memperhatikan layar ponselnya dengan serius hingga tidak menyadari namja bernama Donghae sudah duduk di hadapannya.

“Ya! Kita akan menemukannya sebentar lagi. Mau berangkat atau tidak? Lebih baik melihat yang asli dari pada melihat fotonya.” Omel Donghae pada bos sekaligus sahabatnya ini.

“Ya! Kau! Sejak kapan kau di sini? Kau sudah urus semuanya? Sudah izin dan menyampaikan maksudku?”

“Ya!…. jangan meragukan Lee Donghae. Kau bisa datang dengan tenang. Semua sudah beres.”

“Baiklah.. kalau begitu.. kajja berangkat. Sudah lacak di mana dia sekarang kan?” Tanya Hyuk memastikan.

“dia tidak akan ke mana-mana, masih di tempat di mana kita melihatnya setiap saat.  Percaya padaku.” Jawab Donghae yakin.

“geurae. Kajja.” Hyuk memakai jasnya dan mengambill ponselnya kemudian meninggalkan ruangannya bersama Donghae.

**********

“Selamat datang…. Mau pesan apa?” Tanya seorang yeoja berambut panjang yang berdiri di belakang meja kasir sebuah kafe.

“Sungha ssi..” ucap namja berambut pirang menatapnya dengan wajah yang berusaha tersenyum, sementara itu seorang namja berdiri di sampingnya terlihat sedang memperhatikan setiap detail dari kafe yang menjual kopi tersebut.

“N….nde? mian.. ada yang bisa saya bantu? Mau pesan apa?” Tanya yeoja itu lagi sedikit merasa aneh.

“aish… sudah ku duga. Kau tidak…. Aish. Kajja ikut aku.” Ucap namja tersebut sedikit geram.

“mworago? Apa maksudmu?” Tanya yeoja tersebut bingung.

“Sudahlah Hyukie, ini akan membuang waktu. Rencana b.” ucap namja bernama Donghae sambil melihat lurus ke arah yeoja tersebut.

“Fine.” Jawab Hyukjae kemudian mendekati yeoja tersebut dan menarik tangannya lalu membawanya keluar dari kafe tanpa memperdulikan tatapan orang-orang.

“YA!! Lepaskan aku!! Aku mau dibawa ke mana??!! Ya!!!” Sungha berusaha memberontak, namun Hyukjae tidak memperdulikannya kemudian membawanya masuk ke dalam mobil. Donghae langsung mengambil posisi driver dan langsung melajukan mobil Ferrari yang mereka tumpangi meninggalkan kafe.

“Tolong…..Tolong…… aku mau dibawa ke mana? Kalian menculikku?? Tolong…..!!” Teriak Sungha.

“Menculik? Ckck. Diam, dan tenang. Atau dugaan dalam pikiran kotormu itu benar-benar akan terjadi.” Ucap Hyukjae dengan tatapan datar.

“Hahahahaha… aigoo.. Hyukjae ah.. jangan memperlakukan yeoja seperti itu.” Ucap Donghae setengah mengejek.

“Dan kau. Sebaiknya menyetirlah dengan baik.” Lanjut Hyukjae yang membuat Donghae mendengus kesal.

‘Ya Tuhan… tolong aku… mereka akan membawaku ke mana? Mohon lindungi aku tuhan…’ ucap Sungha dalam hati. Dia benar-benar ketakutan saat ini. Pemberhentian pertama, sebuah butik milik perancang busana terkenal di Korea.  Hyukjae turun dari mobil lalu membukakan pintu mobil untuk Sungha.

“Kajja turun.” Ajak Hyukjae. Sungha hanya menundukkan kepalanya tidak mau menuruti Hyukjae. Hyukjae menghela nafas melihat tingkahnya.

“Jebal.. Mau ikut aku atau mau aku tarik paksa seperti tadi? Eo? Kenapa diam? Kajja palli.” Desak Hyukjae.

“JELASKAN PADAKU MAKSUD DARI SEMUA INI!!” teriak Sungha yang sukses membuat Hyukjae dan Donghae terkejut.

“A..Aigoo.. ne ne.. Choneun Lee Hyukjae imnida. Hyukjae. Tidak tahu aku?? Sudah lah lupakan. Kau.. hari ini aku membutuhkan bantuanmu. Penjelasannya cukup. Kajja turun atau aku akan menggendongmu turun dari mobil ini.” Kata Hyukjae dengan tatapan yang masih sama, berusaha menutupi keterkejutannya. Sungha hanya bisa menghela nafas,kemudian menuruti namja berambut pirang itu masuk ke dalam butik.

“Annyeong haseyo… Yuri yaJ” sapa Donghae pada yeoja pemilik butik.

“Annyeong… kalian.. membawa..?”

“Tolong pilihkan rancangan terbaikmu. Aku yakin kau tahu apa yang harus dilakukan padanya.” Pertanyaan Yuri sang pemilik butik terpotong oleh ucapan Hyukjae. Yuri tersenyum penuh arti kemudian membawa Sungha yang penuh dengan kebingungan menuju ke ruangan pribadi Yuri.

“Hm.. chogio..mianhamnida.. tapi aku mau dibawa ke mana? Aku mau diapain?” Tanya Sungha sungkan.

“Cukup diam dan ikuti apa kataku. Kau tidak mungkin bisa bertemu dengan keluarga pemilik perusahaan Lee Precision Inc dengan seragam kerjamu.” Jawab Yuri tersenyum.

“Mwo? Apa maksudnya?” Tanya Sungha bingung. Yuri tidak menjawab, dia terlihat sibuk memilih koleksi terbaiknya yang ia pajang di ruang kerja pribadinya.

Beberapa saat kemudian, Yuri keluar membawa Sungha kembali bertemu dengan Hyukjae dan Donghae.

“Kenapa pakaiannya belum diganti? Aku harus melihat dulu, cocok atau tidak.” Protes Hyukjae.

“Kau tidak yakin padaku? Semua sudah ada di dalam tas ini. Palli, bawa dia ke salon milik Victoria. Lakukan sesuai rencana. Jangan khawatirkan gaunnya. Percayalah.”

“Aish.. kau ini. Baiklah. Kami permisi dulu. Kajja Donghae ya..” Ucap Hyukjae lalu menarik Sungha keluar dari butik. Setelah berpamitan singkat dengan Yuri, Donghae kembali melajukan mobilnya membelah kota Seoul menuju sebuah salon yang sudah mereka rencanakan.

“Annyeong haseyo… aku ingin bertemu Victoria.” Donghae berbicara dengan salah satu staf salon. Hyukjae menatap yeoja yang kini duduk di sampingnya. Kentara sekali yeoja ini masih bingung dan takut dengan semua yang mereka lakukan.

“Kau tidak akan mati ataupun aku jual pada rekan bisnisku. Jadi jangan takut.”  Ucap Hyuk sekedar. Sungha enggan untuk menjawab, namun sejujurnya dia sedikit senang karena bisa memakai gaun mahal yang tidak mungkn bisa ia beli dengan gajinya.

“Kalian sudah datang? O… jadi ini orangnya. Ok, serahkan padaku. Kembalilah ke kantor, kembali ke sini 3 jam lagi.” Ucap yeoja tersebut tersenyum ramah.

“Baiklah. Kami percayakan dia padamu. Jangan kecewakan aku.” Ucap Hyukjae.

“Jangan meragukanku Hyukjae ssi.. donghae ssi..”

“Baiklah. Kami pergi dulu. Sungha ssi, sampai bertemu nanti.” Ucap Donghae pada Sungha sambil mengedipkan sebelah matanya. Kemudian kedua pria tampan itu pergi meninggalkan salon milik Victoria. Mereka pergi ke sebuah perumahan kecil di pinggiran kota Seoul. Setelah memarkirkan mobil, mereka berjalan menuju sebuah rumah sederhana bergaya klasik yang cukup jauh dari kata mewah.

“kau yakin ini rumahnya sekarang?” Tanya Hyukjae meyakinkan.

“Ne…” setelah menunggu beberapa saat, seorang yeoja paruh baya membuka pintu dan menyapa mereka dengan sopan.

“Annyeong Haseyo… anda pasti tuan Lee Hyukjae kan? Tuan Lee Donghae.. annyeong haseyo..” yeoja tersebut membungkukkan tubuhnya menghormati kemudian mempersilahkan mereka masuk. Hyukjae tersenyum sambil membalas membungkukkan badan kemudian mengikuti yeoja tersebut masuk ke rumahnya.

“Appa…… tuan Lee sudah datang…” ucap yeoja tersebut sedikit berteriak. “Mian ya..rumah kami kecil.. kajja kajja duduk.” Yeoja tersebut mempersilakan mereka duduk. Seorang namja paruh baya berusia bekisar 50 tahun keluar dari sebuah kamar dan langsung menyapa Donghae dan Hyukjae.

“Annyeong haseyo… aigoo… kalian sudah datang.. chagiya, palli buatkan minum..” perintah namja tersebut pada istrinya dan mereka terlihat sedikit sibuk dan heboh karena kedatangan tamu mereka.

“Jangan repot repot.. gwencana..” ucap Donghae.

“Aniya.. kenapa harus repot? Mian sebelumnya.. ya.. begini lah rumah kami. Kalian jadi terpaksa duduk di lantai.” Mereka saat ini duduk di sebuah ruang keluarga, duduk di atas lantai berkarpet dengan posisi mengitari sebuah meja persegi 4 berukuran sedang. Di dalam ruangan tersebut terdapat sebuah televisi layar cembung yang terletak di atas meja lain yang posisinya lebih tinggi. Benar-benar ruang keluarga yang sederhana.

“Gwencana, kami sudah biasa.” Jawab Hyukjae tersenyum. Tidak lama kemudian, Nyonya Kim, kembali ke ruang keluarga membawa dua buah cangkir berisi teh.

“Silakan diminum tuan.” Ucapnya tersenyum.

“Jadi tuan…nyonya… mungkin kita langsung saja membicarakan maksud kedatangan kami ke sini.” Donghae membuka pembicaraan.

“Hm….ne… sebenarnya kami sedikit merasa bersalah kepada putri kami jika tidak meminta persetujuannya dulu.”

“Tuan… aku berjanji akan melunasi semua hutang-hutang yang kalian miliki, dan aku berjanji tidak akan menyakiti putri kalian. Aku mohon… izinkan aku menikahi Sungha.” Pinta Hyukjae.

“Baiklah..kalau kau berjanji akan membahagiakannya. Tapi aku mohon…jangan menganggap kami menjual putri kami padamu. Kami tidak menjualnya, kami sangat menyayanginya. Dan… sayangi dia sepenuh hatimu.” Nyonya Kim angkat bicara.

“Aniya, tentu saja tidak. Kalian tidak pernah menawarkan putri kalian padaku. Aku yang memintanya, aku yang melamarnya pada kalian. Anggap pelunasan hutang tersebut sebagai bantuan dari menantu kalian. Kami sudah menemui pihak yang kalian pinjam uangnya dan sudah mengurus hutang di bank. Rumah ini tidak akan disita, kalian bisa tenang sekarang.” Jelas Hyukjae.

“Ne, dan kalau kalian mau, kami akan membelikan rumah baru yang mungkin bisa lebih lenggang dari rumah ini.” Lanjut Donghae,

“Aniya aniya…. Ini sudah lebih dari cukup untuk kami. Aigoo appa… kita akan memiliki menantu seorang CEO.” Nyonya Kim tak kuasa membendung air matanya. “Gomawo tuan..gomawo..”

“aniya nyonya.. jangan begini.. J jadi..kalian setuju kan? Aku akan menyayangi Sungha seperti permintaan kalian.” Hyukjae meyakinkan.

“Ne… kami setuju.” Ucap Tuan Kim.

*********

Hyukjae dan Donghae kembali ke salon milik Victoria. Hyukjae terlihat tampan dengan stelan jas berwarna hitam dengan kemeja berwarna putih beserta dasi yang melengkapi penampilannya.

“Ah…. Kalian sudah datang.. sebentar ya..aku panggil dia dulu.” Ucap Victoria tersenyum penuh arti. Beberapa saat kemudian Victoria kembali dengan seorang yeoja yang nyaris tidak mereka kenali. Sungha, seorang gadis penjaga kafe, kini terlihat seperti seorang putri. Seragam toko yang sejak siang tadi membalut tubuhnya  kini berubah menjadi gaun berwarna biru gelap dengan bagian atas yang terbuka, bagian bawah berada di atas lutut memperlihatkan kakinya yang jenjang dan mulus, sepatu agak kumal yang melindungi kakinya berganti menjadi sepasang high heels berwarna perak yang sangat terlihat pas di kakinya. Rambutnya yang diikat seadanya kini tergerai indah dengan tata rambut dan hiasan yang serasi dengan tiara di gaunnya. Wajahnya yang polos kini berlapis make up tipis yang lebih memancarkan kecantikannya. Kedua namja di hadapannya melihatnya tanpa berkedip sedikit pun membuat yeoja tersebut merasa malu dan gugup.

“Masih meragukanku Lee Hyukjae ssi?” Tanya Victoria tersenyum puas.

“a… ha? Mworago?” Tanya Hyukjae tersadar dari pandangannya. Victoria tertawa melihat temannya itu lalu membawa Sungha lebih dekat dengan mereka.

“Ga. Palli… jangan sampai kalian terlambat.” Ucap Victoria tersenyum.

“Hyukie, semoga berhasil.” Ucap Donghae menyemangati.

“Ne… gomawo. Kajja Sungha ssi…” ajak Hyukjae berjalan mendahului Sungha. Sungha membungkukkan badannya berpamitan pada Victoria dan Donghae kemudia berjalan agak kesulitan mengikuti Hyukjae.

“Ckckck… lihat?? Bahkan dia tidak berani memandang Sungha lebih lama. Geundae…. Bagaimana bisa Victoria ssi?”

“salonku tidak akan terkenal jika aku gagal Donghae ssi.. hahhahahahaha… lagi pula, dia memang cantik, hanya perlu sedikit perawatan dan polesan, dan hasilnya..kau bisa lihat sendiri.”

“Kau hebat..”

“Gomawo…”

**************

Suasana di dalam mobil begitu sepi, tidak ada yang saling memulai pembicaraan. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing. Ini seperti mimpi bagi Sungha. Dia tidak pernah membayangkan akan memakai gaun semahal ini dan menggunakan tata rias seindah ini. Ini seperti impiannya.

“ehem… hm… Sungha ssi, jangan terkejut dengan apapun yang akan terjadi nanti. Seperti yang aku katakan tadi siang, aku membutuhkan bantuanmu. Jadi apapun yang akan terjadi, kau cukup mengiyakan apapun kata-kataku. Arasseo?” Tanya hyuk dengan nada yang masih saja sedatar tadi siang.

“Ne… akan ku coba. Tapi tuan… boleh aku bertanya sesuatu?” Tanya Sungha ragu.

“ne..mwo?”

“Kenapa memilihku untuk membantumu? Dan dari mana kau tahu namaku? Kau mengenalku dari siapa?”

“kau tidak tahu kenapa aku memilihmu? Aku tidak mengenalmu dari siapa pun. Jangan bertanya lagi, cukup untuk saat ini. Oiya 1 lagi, panggil aku Oppa di hadapan orang lain. Hyukjae Oppa, arasseo?”

“N…ne….” jawab sungha gugup.

**************

“Akhirnya sampai juga nak..” sapa nyonya Lee.

“Ne, mian Eomma kami terlambat. Ada urusan di kantor.” Hyuk tersenyum lalu menarikkan kursi untuk Sungha.

“Silakan duduk chagiya.” Lanjutnya. Sungha merasa aneh mendengar ucapan itu, namun hanya menuruti sebagaimana yang diinstruksikan Hyukjae sebelumya. Setelahnya, Hyukjae duduk di sampingnya. Mereka pun menyantap makan malam, dan Sungha, tentu saja hanya diam karena canggung. Dia benar-benar merasa aneh duduk di antara para orang kaya yang sama sekali tidak ia kenal. Dia hanya tersenyum sesekali bila diperlukan.

“Hyuk…. Mengenai perjodohanmu dengan putri keluarga Song..”

“Appa… ini Kim Sungha, calon istriku.” Ucapan Hyukjae yang memotong kata-kata appanya itu sukses membuat Sungha tersedak.

“ini, minumlah. Pelan-pelan makannya.” Hyukjae menyodorkan segelas air.

“Ah….. kau benar-benar mau membantah appa ternyata. Kau sudah mengerti kan alasan kenapa appa menikahkanmu dengan putri mereka? Apa kau sama sekali tidak tertarik? Perusahaanmu bisa melakukan expansi yang lebih besar nak.” Jelas tuan Lee tenang.

“Appa… cukuplah nuna saja. Biarkan aku memilih jalanku. Aku…aku hanya ingin menikah dengan yeoja yang aku cintai, dan yeoja itu adalah Sungha.” Sungha reflex membelalakkan matanya ke arah Hyukjae, dia benar-benar terkejut mendengar ucapan Hyukjae.

“Geurae? Nona Sungha ssi, sudah berapa lama kau mengenal putraku? Dan bagaimana pertemuan kalian?” Tanya tuan Lee agak menyelidik. Hyukjae terlihat kesal karena ini, ini di luar perkiraannya. Dia pikir hanya dengan membawa seorang yeoja ke hadapan orang tuanya maka masalah selesai, terlebih yeoja itu adalah Sungha.

“A….. itu… kami… kami bertemu di  kafe, saat Hyukjae dan Donghae sedang menghabiskan makan siang, kebetulan aku be..”ungkap sungha gugup.

“Appa cukup. Aku mencintainya dan dia mencintaiku, aku rasa itu sudah cukup. Bukankah appa dan eomma juga dulu menikah Karena cinta, bukan karena hubungan bisnis? Jebal Appa…..” potong Hyukjae. Sungha benar-benar tidak percaya akan terjebak dalam situasi sesulit ini, tubuhnya sedikit bergetar mendengar penuturan Hyukjae.

“Uri Hyukie benar chagiya.. sudahlah… cukup… dia sudah membuktikan padamu. Sudahi saja, kau lihat? Calon menantu kita sudah hampir pingsan karenamu.” Ucap Nyonya Lee. Tuan Lee lantas tersenyum.

“Sungha ssi… selamat datang di keluarga kami.. aku mempercayakan putra kami padamu. Mian membuatmu gugup nak..” tuan Lee tersenyum.

“n..ne..tuan..eh…ahjusi..”

“ya! Apa-apaan ini?? Kalian mengerjaiku? Jadi Song Hyo?” kini Hyuk protes.

“kami benar-benar akan menikahkanmu dengan Song Hyo kalau kau masih bersikeras tidak mau berhubungan dengan yeoja karena pekerjaanmu. Dan sekarang kami sudah lega.”jawab tuan Lee sambil setengah tertawa.

“Appa….. aigoo..” Hyuk terlihat kesal.

“Sungha ssi.. Hyukjae namja yang sangat kaku untuk urusan yeoja, tapi yakinlah, dia orang yang baik.”

“ne imo nim..” Sungha berusaha tersenyum.

“Kalian menikah 2 minggu lagi.”

“Mwo??” ucap Hyuk dan Sungha bersamaan.

“Appa baru yakin pada hubungan kalian kalau kalian sudah diikat dalam hubungan pernikahan, bisa saja kan kalian membuat kesepakatan untuk menipu kami. Kalau tidak, Song Hyo tetap akan jadi istrimu.”

“Ne… nanti kita bicarakan lagi. Sudah kan? Aku akan mengantar Sungha pulang. Ini sudah malam.”

“Ne.. hati-hati di jalan.”

************

“gamsahamnida karena sudah menolongku malam ini Sungha ssi..” ucap Hyuk memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.

“Tidak masalah… tapi aku dalam masalah sekarang. Kau dengar kan kata appamu? Kita menikah 2 minggu lagi. Aku tidak mau. Aku tidak siap. Sandiwaraku cukup sampai di sini. Aku hanya mau membantu malam ini saja. Kalian semua aneh dan kalian semua membuatku bingung.” Sungha memberanikan diri menatap ke arah Hyukjae.

“Namun sayangnya tidak Sungha ssi.. kau memang calon istriku. Aku akan menikahimu.” Jawab Hyukjae tanpa melihat sedikit pun ke arah Sungha.

“Mwo….mworago?? Neo micheyoso?? Aniya. Jangan seenaknya. Jangan mentang-mentang kau orang kaya lantas bisa mengatur hidupku tuan Lee yang terhormat. Aku tidak mencintaimu, dan aku tidak mau jadi istrimu. Jangan macam-macam.” Ucap Sungha kesal, raut wajah marah tercetak jelas di wajahnya.

“Mian Sungha ssi, namun sayangnya orang tuamu sudah setuju. Kau bisa tanya mereka untuk memastikan.” Hyukjae masih tetap menatap fokus ke jalanan yang ada di hadapannya.

“Mwo?? Ini pasti ada yang salah., turunkan aku sekarang! Aku tidak mau berada di dekat orang gila sepertimu!!!”

“Tenang saja di tempat dudukmu. Aku akan mengantarmu sampai ke rumah, aku tidak mau calon pengantinku kenapa-kenapa.” Jawab Hyukjae enteng.

“ya!! Jangan begini… aku tidak bisa terima..”

“bersyukurlah karena ada namja kaya yang mau menikahimu.”

“Kau pikir aku yeoja yang semudah itu?? Jaga ucapanmu!!” Sungha menatap Hyukjae dengan pandangan marah, namun Hyukjae hanya diam.  Mereka tiba di depan gang rumah Sungha, Sungha langsung turun diikuti Hyukjae.

“Kenapa turun? Sana pulang!!! Aku tidak butuh bantuanmu. Aku berani.” Ucap Sungha kasar lalu berjalan meninggalkan Hyukjae. Hyukjae tetap berdiri di samping mobilnya sambil memperhatikan Sungha berjalan. Setelah memastikan Sungha masuk ke rumahnya, dia pun kembali ke mobilnya dan membawanya pergi dari perumahan padat itu. Sebuah senyuman tercetak di bibir tipisnya.

**************

“Eomma…Appa… jelaskan apa yang sebenarnya terjadi? Aku tidak suka seperti ini. Namja itu bilang kalian sudah menyetujui, apa benar?” Tanya Sungha kesal. Wajahnya tertekuk menyeramkan.

“Ne sayang… maafkan kami.. kita tidak punya pilihan, jika tidak, rumah kita akan disita oleh bank. Jika itu terjadi, kita mau tinggal di mana nak?” Jawab Appanya.

“Aku kan kerja ma, aku bisa cari uang. Kita bisa cari uang bersama.”

“Mau berapa lama kita mengumpulkan uang nak? Sementara untuk membeli perlengkapan sehai-hari saja pas-pasan. Lagi pula waktu jatuh tempo sudah dekat nak.. saat ini hanya dialah yang bisa membantu kita. Maafkan kami..” jelas eommanya. Setitik air mata menetes di pipinya.

“eomma dan appa menjualku padanya…” melihat putrinya menangis, nyonya Kim segera memeluk putrinya itu dan mengelus kepalanya lembut.

“Aniya sayang.. tidak begitu. Lee Hyukjae itu namja yang baik, dia juga berjanji akan membahagiakanmu. Awalnya kami juga menolak, tapi dia bersikeras nak.. kau yakin tidak pernah ada apa-apa di antara kalian?”

“aniya ma… aku tidak mengenalnya sama sekali. Dia hanya sesekali mengunjungi kafe.” Jawab Sungha lesu.

“Yasudah, dia berjanji pada kami akan membahagiakanmu dan sepertinya dia serius. Nantinya kalau kau tidak suka, dan kalau dia menyakitimu, katakana pada kami, ne?” Tuan Kim berusaha menenangkan.

**********

Sungha baru saja keluar dari pagar rumahnya ketika dua orang pria yang mengenakan jas memberi salam padanya.

“Siapa kalian?” Tanya Sungha tidak senang.

“Mian Nona, kami ditugaskan tuan muda Lee untuk mengantarkan anda ke tempat kerja.” Jawab salah satu dari dua orang tersebut.

“Tidak usah, tidak perlu. Aku biasa pergi sendiri.”

“Nona jebal.. Nona harus ikut, kalau tidak, tuan Lee akan memotong gaji kami. Saya mohon Nona.” Pinta pria yang satunya lagi. Sungha menghela nafas panjang kemudian mengikuti kedua orang tersebut memasuki mobil.  Setibanya di sana, sungha hanya bisa membulatkan mataya melihat pimpinannya bersama Hyukjae, tak lama kemudian terlihat mereka berdua bersalaman. Sungha yang penasaran akhirnya menghampiri mereka.

“Sudah datang Sungha ssi? J mohon maaf, tapi untuk hari ini kau tidak usah bekerja dan mungkin untuk seterusnya.” Ucap ahjusi pemilik kafe.

“Mwo? Kau memecatku? Kau tidak bisa seenaknya ahjusi. Aku tidak pernah melakukan kesalahan dalam bekerja.” Protes Sungha.

“Ne, tapi…. Calon suamimu yang memintanya. Kau bisa kembali lain kali saat kau bosan. Mian J” Sungha tidak mampu berkata-kata lantas segera menarik Hyukjae keluar.

“Apa maksudmu hah? Pertama melamarku tanpa persetujuanku, sekarang memberhentikanku bekerja begitu saja. Apa maumu  sebenarnya?” Tanya Sungha emosi.

“Menikahimu. Apa lagi? Apa kata orang kalau istri seorang pemilik perusahaan bekerja di kedai kopi.” Jawab Hyukjae dengan air muka yang sama, datar seperti biasanya.

“Mworago?hanya karena gengsimu? Aku tidak peduli, kau tahu? Kau benar-benar merusak hidupku!!” Bentak Sungha. Hyukjae hanya bisa menatapnya dengan tatapan yang sedikit mengintimidasi.

“Kajja ikut. Kita harus fitting gaun pengantin.”Ucap Hyuk berjalan menuju mobil, namun Sungha tidak kunjung bergerak dari tempatnya berdiri. Hyukjae menghela nafas kemudian menarik tangan Sungha.

“Lepaskan!! Aku tidak mau ikut!!” Sungha berusaha memberontak namun Hyukjae tidak peduli.

“Ya! Lepaskan dia.” Seseorang segera menghampiri mereka berdua dan sukses membuat pegangan tangan keduanya terlepas.

“Jangan ikut campur. Ini urusan kami.” Ucap Hyukjae datar.

“aku berhak. Karena aku…..aku sahabatnya.” Ucap namja itu sambil merangkul Sungha agar menjauh dari Hyukjae.

“Joon oppa…..” Sungha berusaha menenangkan suasana.

“Fine. Sungha ssi, ikut aku.. atau…”

“Ne..ne.. tidak usah kau lanjutkan. Oppa… mian ya.. lain kali kita bicara. Aku janji.” Ucap Sungha pada Lee Joon kemudian memeluk namja itu sekilas lalu mengikuti Hyukjae masuk ke mobil.

“Jalan.” Perintah Hyukjae pada driver, sementara Sungha dan Joon saling menatap hingga tidak terlihat lagi. Hyukjae melirik sekilas pada Sungha kemudian membuka ponselnya.

*****************

“Mau ditambahkan air minumnya nona?” Tanya seorang pelayan pada Sungha, Sungha mengangguk sambil tersenyum. Dia sedikit melirik Hyukjae yang sedang makan di hadapannya. Caranya memegang sumpit tidak asing di matanya.

“Apa selalu melihat orang lain saat makan? Aku hanya makan.” Ucap Hyukjae tiba-tiba yang sukses membuat sungha salah tingkah.

“Mian..” ucap Sungha.

“Pernikahan kita tinggal beberapa hari lagi. Jangan kemana-mana dan aku ingatkan jangan kabur.” Kini Hyukjae menatapnya. Sungha menjawab dengan anggukan.

“Hm…Hyukjae ssi… boleh aku mengajukan permintaan?” Tanya Sungha hati-hati.

“Kita menikah..kau tahu kan bukan dasar cinta, tapi untuk menyelamatkan dirimu. Kau bisa mengambilku seenaknya dari keluargaku, tapi…boleh kah aku mengajukan beberapa permohonan padamu?”

“Ige mwoya?”

“Kelak setelah menikah, izinkan aku tetap berteman dengan sahabat-sahabatku.” Jawab Sungha ragu.

“Namja tadi? Lee Joon? Kau tenang saja, aku tidak sejahat itu. Silakan lakukan apapun yang kau suka asal jangan memintaku menceraikanmu.”

“Ne, aku janji. Gamsahamnida J” jawab Sungha ramah, namun Hyuk hanya membalas dengan kembali menyuapkan makanan ke dalam mulutnya,

**************

Hamparan rumput hijau bertabur bunga dengan segala ornament ala negeri dongeng. Terdapat gapura berhiasan puluhan tangkai bunga. seorang yeoja berbalutkan gaun putih menjuntai namun memperlihatkan kaki jenjangnya berjalan dengan anggun didampingi seorang pria separuh baya yang tak kalah gugupnya dengan si yeoja. Untunglah wajah yeoja tersebut tertutup kain tipis berwarna senada dengan gaun indahnya, sehingga dia dapat menyembunyikan wajahnya yang gugup, entah karena gugup atau karena sedih karena pernikahan seperti ini ‘bukan atas dasar cinta menurutnya’ tidak pernah ada dalam pikirannya. Namun tempat seperti ini sepertinya tidak asing baginya, dia seakan pernah mengunjungi tempat ini dalam hidupnya, entah itu hanya dalam mimpinya atau nyata, entahlah.  Sementara di ujung jalan, berdiri di dekat pastur seorang namja tampan mengenakan tuxedo putih yang senada dengan sang yeoja yang sedang ia tunggu kedatangannya. Ia terus memandangi paras yeoja yang tertutup kain tipis itu, seolah kain tersebut tidak menghalangi pandangannya sama sekali. Ia menyambut dengan lembut jemari yeoja itu ketika ayah dari sang yeoja memberikan yeoja tersebut padanya.

“tolong tepati janjimu nak, bahagiakan putri kami.” Ucap namja paruh baya itu pada namja yang beberapa menit lagi akan resmi menjadi menantunya.

“pasti appa..” balas namja itu tersenyum.  Terasa oleh Hyukjae tangan yeoja yang ada dalam genggamannya bergetar, dia merasakan kegugupan yang sedang dialami sang yeoja. Sebisa mungkin dia menggenggam tangan yeoja itu berharap mengurangi kegugupannya. Janji sehidup semati pun diucapkan. Sungha masih tidak percaya sekarang dia adalah seorang istri dari pengusaha muda sukses, Lee Hyukjae.

“Silakan mencium pengantinmu.” Ucap sang pastur. Dada Sungha bergemuruh, dia tidak siap untuk semua ini. Berciuman? Dengan namja asing ini? Di hadapan orang-orang? Pertanyaaan dan keraguan terus bermunculan di benaknya seiring terbukanya kain tipis penutup wajahnya yang dibuka oleh sang suami. Hyukjae menatap wajah istrinya sejenak, kemudian mendekatkan wajahnya ke wajah Sungha, Sungha hanya bisa menutup rapat-rapat matanya, tidak sanggup melewati semua ini. Hyukjae yang hampir menyentuhkan bibirnya pada bibir Sungha tersenyum, lalu mengecup pipi kirinya, namun yang terlihat mereka seperti berciuman.

“Buka matamu, aku sudah selesai.” Ucapnya setengah berbisik. Sungha membuka matanya perlahan dan tersenyum merasa tidak enak pada suaminya. Semburat merah menghiasi wajahnya yang membuat wajahnya semakin merona. Riuh tepuk tangan menghiasi ruangan, Hyukjae tersenyum sejenak.

*********************

Hyukjae menatap siluet istrinya yang sedang memandang ke langit dari balkon kamar hotel mereka. Entah kenapa dia merasa yeoja ini menyimpan sesuatu dalam pikirannya.

‘Ani, dia hanya gugup.’ Itu lah yang ada dalam pikiran Hyuk. Hyuk meletakkan laptopnya di atas meja, kemudian berjalan menghampiri Sungha.

“Kau tidak tidur Sungha ssi?” tanyanya yang sukses membuyarkan lamunan Sungha. Terlihat oleh Hyukjae setetes air mata meluncur dari ekor mata istrinya yang langsung diseka oleh sang empunya.

“Eh… ani, sebentar lagi. Em…Hyuk ssi, boleh aku bertanya sesuatu?” Tanya Sungha ragu.

“Ne.” jawab Hyukjae singkat lalu menatap lurus ke depan.

“Kalau aku boleh tahu, sebenarnya kenapa harus aku? Kenapa aku? Bukankah banyak yeoja di luar sana yang lebih cantik?” Tanya Sungha hati-hati. Hyukjae terlihat menghela nafas.

“Kau belum tahu sampai sekarang? Kau akan tahu nanti. Sekarang aku mengantuk, aku akan tidur di sofa. Pakailah kasur kita.” Hyukjae memutuskan kembali ke kamar.

“kasur kita?  Berarti malam ini….”

“Percayalah aku bukan namja yang mengambil keperawanan seorang yeoja kalau yeoja itu tidak yakin menyerahkannya padaku. Tidur lah. Banyak yang akan dilakukan.” Hyukjae menghempaskan sebuah bantal ke atas sofa dan mulai berbaring membelakangi Sungha.

“Hyukjae ssi…..” panggil Sungha, namun sudah tidak ada respon apapun.

“sudah tidur…?” pikirnya. Dan dia pun naik ke atas kasur king size yang seharusnya mereka pakai berdua.

****************

Hyukjae terus memperhatikan ipad yang bersandar di tangannya, tampak sibuk mengecek harga saham dari beberapa efek yang dia miliki. Sungha jadi merasa aneh. Perjalanan menuju rumah yang benar-benar kaku. ‘Seandainya di sampingku adalah Lee Joon Oppa, suasana mobil ini pasti lebih menyenangkan.’ Pikir Sungha. Sungha hanya bisa menyumbat telinganya dengan earphone dan berpura-pura tertidur selama perjalanan. Mobil telah memasuki pekarangan rumah. Ini aneh. Karena pekarangan rumah ini penuh dengan tanaman hias, persis seperti rumah yang pernah ia idamkan. Dia hanya bisa terdiam menikmati pemandangan di pekarangan rumah yang sungguh indah, bahkan lebih indah dari bayangannya. Driver telah membukakan pintu, Hyukjae turun dari mobil diikuti Sungha.

“Ahjuma, kamar sudah beres?” Tanya Hyukjae pada seorang pembantu di rumah megah itu.

“Ne Tuan.” Jawab ahjuma pembantu itu sambil menganggukkan kepalanya.

“Bagus. Ingat, jangan sampai keluarga tahu kalau kami menggunakan kamar yang berbeda. Kajja Sungha ssi.” Ajak Hyukjae berjalan menuju lantai 2. Pintu kamar terbuka, dinding bernuansa biru dengan hiasan awan pada langit-langit, terdapat wallpaper bercorak taman sakura dengan tempat tidur berukuran besar. Sungha terenyuh kamar ini sesuai dengan dekorasi kamar sesuai keinginannya sejak kecil.

“Semoga kau suka. Selamat beristirahat.” Ucap Hyuk, lalu tersenyum singkat sebelum akhirnya keluar meninggalkan kamar istrinya tersebut. Sungha masih terpesona dengan segala interior kamar yang menghiasi ruangan pribadinya itu. Tiba-tiba dia tersadar, dia belum mengucapkan terima kasih. Ia pun buru-buru keluar dari kamarnya untuk mengatakan terima kasih pada Hyukjae, namun tepat ketika dia membuka pintu kamarnya, Hyukjae menghilang di balik pintu berwarna perak yang tidak jauh dari kamarnya.

“Gamsahamnida…” ucapnya akhirnya, tak peduli Hyukjae mendengar ataupun tidak. Berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya, siapa sebenarnya Lee Hyukjae? Kenapa dia mengetahui banyak hal tentang dirinya. Dan apa? Kau tidak mengingatku? Kenapa dia selalu mengucapkan kata-kata itu? Sebenarnya siapa dia? Pertanyaan-pertanyaan itu sangat memenuhi pikirannya saat ini. Akhirnya ia memutuskan untuk memanjakan dirinya dia atas kasur super empuk yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

*************

“Selamat pagi nona…. Bagaimana istirahatmu?” sapa seorang wanita paruh baya yang Sungha kenal sebagai pembantunya di rumah ini.

“Nyenyak ahjuma J mana Hyukjae? Dia belum bangun?” Tanya Sungha sambil berjalan menuju meja makan.

“Pagi-pagi sekali tuan muda sudah pergi ke kantor, nona disuruh menghabiskan sarapan yang sudah disiapkan. Katanya supaya nona sehat dan bersemangat.” Jawab ahjuma ramah.

“Dia menyiapkan semua sarapanku???” Tanya Sungha terkejut.

“hahahahahaha aniya… saya yang memasak semua, tapi atas arahan tuan muda. Silakan dinikmati nona.””

“Oh… ne…” Sungha menyantap sarapan dengan sedikit kehilangan seleranya. Entah kenapa dia merindukann suasana di rumah. Sarapan bersama kedua orang tuanya dengan makanan yang sangat standar dimakan untuk sarapan. Namun menyenangkan dan penuh dengan kehangatan.

“ahjuma  nim… kajja duduk, temani aku makan.” Ajak Sungha.

“Tapi nona….”

“Tidak ada kata tapi. Palli.” Ahjuma hanya bisa menuruti permintaan istri tuan mudanya.

*******************

Seorang namja berjalan memasuki kafe tempat Sungha bekerja. Dia baru saja tiba dari mengunjungi pusara ayahnya di daerah Busan. Dengan senyum mengembang dia berjalan menemui seorang kasir di kafe itu sambil menjinjing sebuah bungkusan ole-ole untuk Sungha.

“Annyeong Haejoo ssi… Apa Sungha masuk kerja hari ini?” tanyanya sambil tersenyum.

“Joon ssi? Hm… mian… dia berhenti bekerja. Dia menikah kemarin, dan suaminya sekarang melarangnya bekerja. Apa dia tidak mengatakannya padamu?” Tanya yeoja tersebut merasa tidak enak.

“Eo? Ah..ne… aku lupa. Mianhae kalau begitu aku permisi dulu. Aku harus mengajaknya bertemu, peringatan hari appaku membuatku lupa. Aku  pergi, annyeong..” Setelah sedikit membungkukkan sedikit badannya, Joon pergi meninggalkan kafe tersebut, memasuki mobilnya. Setetes air mata tidak mampu ia bendung. Yeoja itu…. Kim Sungha…. Yeoja yang selalu ia sukai senyumnya, semangat hidupnya dan teriakannya. Kenapa ia menikah begitu cepat? Kenapa tidak mengatakan apapun? Joon marah, amat sangat marah pada dirinya sendiri yang tidak pernah berani mengungkapkan rasa cintanya pada yeoja yang telah menjadi sahabatnya 3 tahun terakhir ini. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mencari nomor kontak Sungha. Dengan ragu-ragu ia memencet tombol dial… namun segera ia putuskan. Dia merasa tidak kuat berbicara dengan gadis itu saat ini. Akhirnya ia putuskan mengirim pesan singkat pada Sungha. ‘Annyeong…. Temui aku di taman sakura besok sore. Kau harus menyempatkan waktumu, aku membawakan ole-ole dari Busan. Aku tidak mau dengar alasan apapun bebek jelek :P’ send. Joon menundukkan kepalanya sejenak meresapi rasa  sakit hatinya. Namun dia merasa ada sesuatu yang tidak beres di balik pernikahan mendadak Kim Sungha. Dia merasa harus mengetahui latar belakang pernikahan mendadak ini, dan kalau memang dugaannya benar, dia akan menolong Sungha meraih kebahagiaannya lagi.

to be continued..

jangan lupa like and comment.. thanks for read 🙂 ^^

3 Komentar

Filed under fanfiction

3 responses to “Yesterday, Today and Tomorrow (part 1)

  1. sungha_kim

    Keren…… Lanjut authorrrr..
    Hyuki dingin tapi romantis.

  2. hyukjae ama sungha itu temen masa kecil ya??
    tp kenapa kok sungha lupa?
    eonni kira oneshoot. ternyata berchapter 😀

Tinggalkan komentar